Site icon Ujung Jari

Tidak Semua Harus Dijelaskan dengan Akal

Oleh: Muhammad Ahsan Thamrin

Banyak orang terutama orang-orang atheis yang tidak mempercayai hal-hal yang ghaib. Mereka sulit menerima penjelasan alquran mengenai kebangkitan sesudah mati, hisab, syafaat, surga dan neraka dan hal-hal ghaib lainnya karena dianggap tidak masuk akal. Mereka juga sulit menerima penjelasan alquran bahwa apakah manusia yang tulang belulangnya sudah hancur di tanah kelak akan disatukan kembali utuh seperti sediakala.

Bahkan cerita-cerita dalam alquran seperti tongkat Nabi Musa yang membelah lautan atau Tongkat Nabi musa yang berubah menjadi ular, jasad Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh api, Nabi Yunus ditelah ikan paus tapi tidak mati, Kisah ashabul kahfi yang tidur selama 300 atau 309 tahun dan kejadian-kejadian luar biasa lainnya adalah sesuatu yang sulit mereka terima karena dianggap bertentangan dengan akal.

Padahal kalau mau jujur akal sendiri mengatakan bahwa tidak semua sesuatu itu bisa dijelaskan dengan akal karena akal manusia itu memiliki keterbatasan untuk menjelaskan hal-hal yang diluar jangkauannya.

Mereka orang-orang atheis sulit menerima Peristiwa-peristiwa yang disebutkan diatas itu sebenarnya adalah karena mereka tidak pernah menyaksikan kejadian seperti itu terjadi maka akal mereka kemudian mengatakan itu mustahil. Padahal banyak peristiwa di dunia ini yang kelihatannya mustahil terjadi tapi faktanya itu terjadi misalnya seorang bayi yang tertimpa reruntuhan bangunan selama 7 hari tapi tetap bisa hidup dan tidak mati, atau orang yang sudah divonis dokter umurnya tinggal 3 bulan lagi tapi nyatanya sesudah 15 tahun mereka masih hidup sampai sekarang.
Bahwa hal-hal yang ghaib atau peristiwa diluar nalar yang terjadi adalah tidak bisa sepenuhnya dijelaskan oleh akal manusia yang terbatas jangkauannya. Oleh karena itu manusia memerlukan penjelasan langsung dari wahyu yang disampaikan oleh Nabi yang menjadi utusan Tuhan.

Lalu apa jawaban alquran mengenai hal-hal ghaib dan peristiwa-peristiwa yang dianggap tidak masuk akal oleh orang yang tidak beriman tersebut ?

Bahwa terhadap orang yang meragukan bahwa apakah manusia yang tulang belulangnya sudah hancur di tanah kelak akan disatukan kembali utuh seperti sediakala, maka alquran atau secara tidak langsung Tuhan memberi jawaban sebagai berikut, “ Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna (QS. Al Qiyamah ayat 3) dan di ayat yang lain Tuhan mengatakan,” Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh? Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,” QS.Ya Sin Ayat 78-79.

Lalu mengenai cerita-cerita dalam alquran seperti tongkat Nabi Musa yang membelah lautan atau Tongkat Nabi musa yang berubah menjadi ular, jasad Nabi Ibrahim yang tidak terbakar oleh api, Nabi Yunus ditelah ikan paus tapi tidak mati, Kisah ashabul kahfi yang tidur selama 300 atau 309 tahun dan kejadian-kejadian luar biasa lainnya yang sulit diterima oleh akal mereka.
Maka alquran menjawabnya seperti ini, “Itu bukanlah sesuatu yang mustahil selama Tuhan berkehendak. Bukankah Tuhan itu kalau menghendaki sesuatu itu terjadi hanya tinggal mengatakan “Kun fayakun” (QS. Yasin ayat 82)
Itulah jawaban yang diberikan Tuhan kepada mereka yang masih meragukannya.

Agama diturunkan Tuhan adalah untuk orang yang berpikir. Akal dan pikiran yang digunakan dengan baik dan ditujukan untuk mencari kebenaran bisa mengantarkan kepada Iman. Ini sudah dicontohkan dalam kisah Nabi Ibrahim saat mencari kebenaran tentang siapa itu Tuhan.

Saat Ibrahim melihat sebuah bintang ia berkata, “inilah Tuhanku. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata, “saya tidak suka kepada yang tenggelam. Lalu ketika melihat bulan terbit Ibrahim berkata, “inilah Tuhanku. Tapi ketika bulan itu terbenam, dia berkata, “sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.”
Lalu saat melihat matahari terbit, Ibrahim berkata, “inilah Tuhanku, ini yang lebih besar. tetapi tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, “hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Akhirnya dari pencarian itu dia menemukan Tuhan. Ibrahim akhirnya berkata,’Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik (QS. Al-An’am ayat 76-79)
Wallahu’alam

Exit mobile version