SERANG, UJUNGJARI.COM — Jajaran Polda Banten patut berbangga. Enam dari 140 personel Kepolisian Negara Republik Indonesia terpilih menjalankan misi perdamaian internasional di Sudan, Afrika.
Keenam Bhayangkara Polda Banten ini terdiri dari empat Polisi Lakilaki dan dua Polisi Wanita (Polwan). Mereka bersama 134 orang personel ini kini tengah berada di Afrika sejak 2 September 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para Bhayangkara ini menyatu dalam misi perdamaian dunia dibawah organisasi internasional Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) – African Union Hybrid Operation (UNAMID) di Darfur, Sudan dalam satuan tugas (Satgas) Formed Police Unit (FPU) Garuda Bhayangkara II.
” Satu perwira dari Ditsabhara Polda Banten adalah Ipda Yogi Haribowo sedang lima personel lainnya dari Satuan Brimob Polda Banten yaitu Bripka Bayihaki, Bripka Ardiyansyah Dalimunthe, Brigpol Didi Yudha, Briptu Nana Mulyadan dan Briptu Aditya Darmawan,” jelas Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga.
Keenam Bhayangkara Polda Banten tersebut terpilih dari ketatnya proses seleksi yang disyaratkan untuk dapat bergabung dalam penugasan internasional.
” Ketatnya seleksi ini, karena tugas Satgas FPU Garuda Bhayangkara II di UNAMID cukup berat, tidak hanya melindungi personel dan fasilitas PBB, manajemen ketertiban umum, tapi juga mendukung kegiatan operasi Kepolisian di daerah misi. Mereka bertugas di bidang berbeda, ada yang di VVIP protection, patrol, escort, check point, riot control, penjagaan kantor, tim kesehatan, staf administrasi, mekanik serta tim manase,” jelas Ipda Yogi Haribowo.
Sebagai duty officer, Ipda Yogi Haribowo sehari-harinya melaksanakan tugas untuk melindungi personel dan fasilitas PBB.
” Senang sekali, karena kami dapat berinteraksi dengan Polisi Internasional dari berbagai negara,” kata Yogi sapaan akrabnya.
Namun dibalik itu, keenam Bhayangkara Polda Banten ini juga merasakan kesulitan dalam berkomunikasi karena lemahnya jaringan selular di daerah operasi.
” Kami kesulitan untuk berkomunikasi dengan keluarga di tanah air sebab jaringan selular disana sangat minim,” tambah Bripka Bayihaki.
Selain sinyal telepon, keterbatasan air bersih pun menjadi kendala yang harus diadaptasikan oleh personel dalam penugasan di Darfur, Sudan tersebut. Penggunaan air bersih harus efektif dan efisien, dibatasi sesuai prioritas kebutuhan.
” Iklim yang ekstrem juga menjadi kendala, pada siang hari, suhu mencapai 45 derajat Celcius sedangkan untuk malam hari, 6 derajat Celcius serta bisa terjadi haboob (badai pasir),” ujar Ipda Yogi Hariwibowo saat dihubungi, Senin (30/8/2021).
Terkait kondisi alam dan tantangan tugas keenam Bhayangkara Polda Banten ini, AKBP Shinto Silitonga berharap para Bhayangkara ini bisa menyelesaikan misi perdamaian internasional sampai akhir dengan keadaan baik tidak kekurangan satu apapun dan bisa kembali ke tanah air dengan selamat.
” Polda Banten merasa bangga dan berterimakasih atas kinerja enam Bhayangkara terbaik kita ini. Semoga mereka dapat kembali dengan sehat dan tanpa kekurangan apapun,” doa AKBP Shinto Silitonga.-