JENEPONTO,UJUNGJARI.COM–Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi dilakukan secara virtual di Jeneponto, Senin (2/8).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tema kali ini membahas “Jarimu Harimaumu”. Kegiatan kali ini diikuti oleh 978 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Senior Editor Desk Teknologi Liputan6.com, Yus Lianson; pemengaruh (influencer) dan humas protokol Kabupaten Sigi, Nurmila; jurnalis sejarah dan kebudayaan Sulawesi, Jefrianto; dan Kepala Laboratorium Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Citra Rosalyn Anwar.
Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Fadel Karnen selaku podcaster.
Pemateri pertama adalah Yus Lianson yang membawakan tema “Ragam Aplikasi Percakapan, Apa Perbedaan dan Fitur-fiturnya”. Yus menjelaskan ragam aplikasi percakapan populer dan
hal-hal yang perlu diperhatikan saat menggunakannya, seperti waspadai chat mencurigakan, tidak asal mengeklik tautan, dan hati-hati terhadap penawaran investasi bodong.
“Amankan aplikasi percakapan dengan mengaktifkan fitur kunci dan otentikasi dua langkah,” tutur Yus.
Berikutnya, Nurmila menyampaikan materi berjudul “Digital Ethics-Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu”.
Ia mengatakan, tips dalam menciptakan hubungan positif di media sosial, adalah
mengunggah konten positif, tak merespons orang yang sering melakukan perundungan siber, tidak asal mengirim konten, jaga etika, dan filter akun-akun yang diikuti.
“Konten yang layak diunggah di media sosial adalah konten yang inspiratif, edukatif, informatif, dan menghibur, ” katanya.
Sebagai pemateri ketiga, Jefrianto membawakan tema “Bijak Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”.
Menurut dia, ada beberapa cara menyampaikan pendapat di dunia digital, di antaranya hindari opini provokatif, pahami isu secara detail, pikirkan kembali pendapat, dan sampaikan
dengan sopan santun.
“Berpendapat secara serampangan bisa tersangkut masalah hukum, menyebabkan konflik, berperan pada penyebaran hoaks, dan kehilangan integritas,” tegas Jefri.
Adapun sebagai pemateri terakhir, Citra Rosalyn Anwar, menyampaikan tema “Cakap Memahami Hak Anak di Dunia Digital”. Citra berpendapat bahwa anak harus diselamatkan dari efek negatif media digital, seperti perundungan siber, pelecehan, pencurian data pribadi, hingga kecanduan gawai.
“Orang tua bisa mengawasi aktivitas anak bermedia digital dengan aplikasi parental control. Anak juga perlu diajarkan kecakapan dasar bermedia digital, seperti menjaga privasi, etika berekspresi dan berpendapat, serta menghargai kekayaan intelektual,” jelas Citra.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator.
Salah seorang peserta webinar, Ratna, bertanya tentang bagaimana cara menjaga anak dari ancaman hacker. Jefrianto menyarankan untuk tidak menampilkan informasi dasar seperti lokasi dan foto identitas pribadi agar orang tidak mudah
mengambil alih akun kita.
“Jika akun anak tidak terproteksi, maka akan mudah di-hack untuk hal yang tidak diinginkan. Ingat, di luar sana banyak predator anak yang mengintai,” tuturnya.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.
Masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasinya bisa diakses melalui laman https://www.siberkreasi.id/
dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi.