Site icon Ujung Jari

Pasca Insiden RS Daya, Danny Beli Enam Ambulans Baru

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM— Pemerintah Kota Makassar akan menyiapkan enam unit ambulans. Tiga diantaranya akan dijadikan ambulans untuk jenazah positif covid-19 dan tiga lainnya khusus untuk antar jemput pasien terpapar covid.

Ditemui di acara vaksinasi gratis yang dilakukan otoritas pelabuhan Makassar di Dermaga Penumpang Pelabuhan Soekarno Hatta, Rabu (28/7), Danny menjelaskan pengadaan ambulans baru tersebut dilakukan menyusul semakin naiknya angka penderita dan orang yang meninggal akibat covid-19.

Apalagi, setelah ada kejadian empat jenazah covid-19 di RS Daya yang terlambat dijemput Satgas Covid-19 provinsi hingga mulai menimbulkan bau yang kurang sedap.

“Pokoknya minggu depan mobil ambulans itu harus ada. Kita pesan yang sudah ambulans yang sudah jadi,” tambahnya.

Kendaraan fasilitas kesehatan itu akan tiba secepatnya. Bakal ditempatkan di RS Daya Makassar. “Di RS Daya (ditempatkan), kita perkuat disitu,” tutupnya

Dia menjelaskan kebutuhan akan ambulans sudah mendesak. Menyusul terjadi kematian yang tinggi beberapa hari terakhir.

Pasca kejadian jenazah covid-19 di RS Daya yang lama dijemput, Danny berharap tidak usah saling menyalahkan.

“Intinya sekarang, kita bantu provinsi untuk meringankan beban kerjanya dengan apa yang kita punya,” jelasnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Daya, dr Ardin Sani mengeluhkan lambannya proses penjemputan jenazah positif covid-19 oleh Satgas Covid Provinsi Sulsel.

Sebelumnya, Direktur Utama Rumkit Daya Makassar, dr Ardin Sani menjelaskan, pada Sabtu hingga Minggu pekan lalu, ada empat jenazah terkonfirmasi covid-19 yang pemulasarannya ditangani oleh RS Daya.

Empat jenazah tersebut rencananya dimakamkan di pemakaman khusus Macanda, Kabupaten Gowa. Sehingga sejak awal pemulasaran, RS Daya sudah
menginput data jenazah dan terlapor ke Satgas Covid-19 untuk dimakamkan di Macanda.

Namun sayang, kata dr Ardin, Satgas Covid-19 Sulsel sangat lamban merespon. Akibatnya, jenazah yang harusnya segera dimakamkan, terpaksa tertahan lebih dari 24 jam hingga mengeluarkan aroma yang kurang enak.

“Sejak awal jenazah ditangani, kami sudah berkoordinasi dan memasukkan data jenazah yang bersangkutan untuk dijemput satgas. Namun ternyata responnya sangat lamban,” kata dr Ardin.

Dia menerangkan, pada Sabtu pekan lalu, ada tiga jenazah yang ditangani. Dua diantaranya adalah orang yang melakukan isolasi mandiri namun meninggal di rumahnya. Pihak RS Daya kemudian diberi tanggung jawab untuk melakukan pemulasaran jenazah.

Seharusnya setelah melewati proses pemulasaran, jenazah segera dijemput untuk dimakamkan. Namun sayang, jenazah baru dijemput Minggu dinihari sekitar pukul 03.00. wita.

Sementara ada satu jenazah yang meninggal di RS Daya pada Senin, kemudian dilakukan proses pemulasaran. Namun nanti dijemput oleh Satgas covid pada Selasa dinihari pukul 01.00 wita.

“Kami beberapa menghubungi media center satgas covid, namun kita disuruh bersabar. Karena disebutkan mereka sangat sibuk. Jenazah yang di RS Daya masuk dalam antrean 32 dari 52 jenazah yang ditangani,” tutur Dr Ardin.

Dia berharap respon yang lebih cepat dari satgas covid provinsi untuk mengambil jenazah yang ingin dimakamkan di pekuburan Macanda. Jangan sampai terlalu lama di rumah sakit hingga kondisi jenazah sudah tidak baik. (rhm)

Exit mobile version