JAKARTA, UJUNGJARI.COM–Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan pemerintah akan mencontoh sistem yang diterapkan dalam Olimpiade Tokyo 2021 untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua.

“Ada satu ajang yang berada di depan kita, pelaksanaan Olimpiade Tokyo. Kita bisa belajar dari situ. Mereka terapkan sistem ‘bubble’. Jadi sistem ini maksudnya hanya dari penginapan ke tempat pertandingan, dari pertandingan kembali ke penginapan. Mudah-mudahan panitia dari KONI Pusat bisa meniru itu,” kata Zainuddin Amali dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa seperti dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Amali menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo mengenai persiapan PON XX dan Pekan Paralimpiade Nasional XVI (Peparnas) di Papua.

“Bahwa ya sudah datang ke sana untuk bertanding, bukan untuk jalan-jalan. Jadi datang, tiba itu akan dites lagi oleh panitia sebagaimana yang kita sudah lakukan. Kita sudah berpengala- man walaupun ‘single event’ untuk sepak bola dan bola basket dan sukses,” tambah Amali. Amali pun menilai bahwa sistem gelembung (bubble) tersebut menjadi sistem yang paling aman untuk PON XX Papua.

Senada dengan Menpora, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman mengungkapkan
Olimpiade Tokyo dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Olimpiade Tokyo pelaksanaannya juga akan jadi rujukan PON XX di Papua. Sisa waktu yang masih ada kita harap program PPKM bisa menekan COVID-19 di seluruh wilayah dan Presiden akan memberi waktu sampai September, asalkan kita mematuhi protokol kesehatan saya yakin PON nanti akan berjalan sesuai rencana,” kata Marciano.

Meski peserta PON XX wajib di vaksin dan tes COVID-19, Kemenpora juga menyiapkan langkah-langkah bila ada atlet, pelatih maupun ofisial terpapar COVID-19.

“Panitia sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi itu dan sekarang sudah ada rumah-rumah sakit di Papua. Berdasarkan pengalaman atlet yang terkena COVID-19 selain mereka sudah di vaksin, daya tahan tubuhnya juga
bagus jadi bisa ‘recovery’ dalam 3-4 hari, jangan dibayangkan seperti orang lain,” ungkap Amali.

Amali pun yakin bahwa pelaksanaan PON XX ini tidak akan ditunda. “PON XX ini sudah ditunda dari 2020 diundur
ke 2021, sementara penyelenggara berikutnya sudah ada yakni Aceh dan Sumatera Utara, tentu ini akan berpengaruh ke persiapan selanjutnya jadi kita sepakat segala daya dan upaya kita ker- ahkan untuk mengatasi COVID-19,” kata Amali.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa pihaknya akan mempersiapkan tempat isolasi bagi atlet, pelatih maupun ofisial yang terpapar COVID-19. “Kalau ada yang terpapar, para atlet atau ofisial, di Papua memang baru ada RS COVID-19 di Biak, maka kami akan mempersiapkan,
mengantisipasi dulu untuk tempat isolasi. Kami sudah siapkan materialnya tapi begitu diputuskan untuk dibangun, kita bawa dengan hercules ke sana,” kata Basuki.

PON XX di Papua akan berlangsung pada tanggal 2-15 Oktober 2021. Setelahnya akan dilanjutkan dengan ajang Peparnas XVI di tempat yang sama pada 2-15 November 2021. Untuk PON XX, pertandingan akan dilak- sanakan di 4 klaster yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke dan akan mempertand-
ingkan 37 cabang olahraga yang melibatkan setidaknya 6.400 atlet dan 3.500 ofisial.

Sementara pelaksanaan Peparnas XVI akan digelar di dua tempat yakni Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura dengan menggunakan arena yang sebelumnya digunakan untuk PON dan akan mempertandingkan 12 cabang olahraga yang diikuti oleh 1.935 atlet serta melibatkan 740 ofisial.