TAKALAR,UJUNGJARI.COM–Tiga dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) memberi perhatian khusus bagi tuna netra di Takalar. Mereka memberi pelatihan khusus massage (memijat) bagi komunitas tuna netra di daerah ini.

Ketiga dosen FIK UNM itu adalah Dr Wahyudin, M.Pd (Ketua Tim Pelaksana), Dr Yasriuddin, M. Pd (Anggota) dan Dr Muhammad Nur, M.Pd (Anggota). Pelatihan massage bagi tuna netra ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2021 di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pelatihan berlangsung di Kantor Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Senin (12/7/2021).

Kegiatan PKM LP2M UNM tersebut memilih Komunitas Pijat Pauru’Buta (Pemijat tuna netra) Polongbangkeng Kabupaten Takalar yang awalnya bernama Pauru’ Tau Tepo’ Polongbangkeng yang berdiri pada 29 Maret 2018 di Dusun Tanasambayang Desa Timbuseng, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar.

Kegiatan PKM yang melibatkan Komunitas ini sebagian besar berprofesi sebagai tukang pijat sebagai tambahan mata pencaharian dan menafkahi keluarganya.

Kepala Desa Timbuseng, Ramli, A.Ma dalam sambutannya berharap agar kegiatan pelatihan bagi warganya berjalan kontinyu berkelanjutan hingga dimasa yang akan datang warganya benar-benar paham betul tentang ilmu massage terkhusus di komunitas tuna netra dengan memiliki skill atau keterampilan dalam memijat (massage).

“Sebagai aparat pemerintahan di tingkat desa, tentu kami sangat bersyukur dengan kehadiran LP2M UNM di desa kami untuk berbagi ilmu sehingga nantinya jika warga butuh kebugaran maka tidak lagi kita ke Makassar tetapi sudah ada yang professional memijat (massage) disini,” ujar Ramli.

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana, Dr. Wahyudin dalam sambutannya menyampaikan pesan-pesan dari Ketua LP2M UNM, Prof Dr H. Bakhrani A. Rauf, MT bahwa pesan Bapak Rektor UNM, Prof Husain Syam berharap agar tetap menjalankan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lokasi masing-masing.

Jangan hanya alasan wabah Pandemic sehingga tidak melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, hanya saja perlu dikemas secara kreativitas, penuh inovasi sehingga bisa terlaksana kegiatan pengabdian masyarakat tersebut secara profesional di tengah masyarakat.

Respons positif dari pemerintah Desa dan warga terutama para peserta begitu sangat antusias hingga kegiatan selesai. Bahkan komunitas pijat tuna netra Pauru’Buta Polongbangkeng (Mitra) dengan latar belakang berbeda-beda dan semuanya sudah berkeluarga dan punya anak masing-masing ini sangat bahagia dengan tambahan ilmu memijatnya.

Ketua Komunitas pijat tuna netra Pauru’Buta Polongbangkeng Kabupaten Takalar adalah Dg Mali menyatakan bahwa komunitasnya memang sangat membutuhkan keterampilan/skill secara khusus yang sesuai dengan kemampuan fisiknya sehingga dapat meningkatkan taraf pendapatan ekonominya serta dapat mempertahankan hidupnya dari penghasilan memijat.

“Sebenarnya inilah yang kita harapkan di tengah masyarakat,” katanya singkat.