ikut bergabung

Keponakan Gubernur Non Aktif Datangi Pemprov Tagih Utang Sambil Nangis


Berita

Keponakan Gubernur Non Aktif Datangi Pemprov Tagih Utang Sambil Nangis

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Sejumlah orang mendatangi Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (9/7). Mereka mempertanyakan penyelesaian pembayaran katering makanan saat program wisata covid-19 dijalankan Pemprov Sulsel.

Salah satu pengusaha katering yang datang menagih adalah Vita yang merupakan keponakan Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah.

Saat mendatangi kantor gubernur, Vita dan beberapa vendor katering lainnya bertemu Asisten II, Muh Firdha di tangga
gedung utama.

Dia langsung melaporkan persoalannya sambil menangis. Ia mengaku Pemprov Sulsel berutang miliaran rupiah hingga kini.

“Empat bulan tidak dibayar. Nominalnya macam-macam. Kami sudah empat kali dipanggil inspektorat, BPK, selesai semua, tidak ada masalah,” ujarnya Jumat, (9/7).

Ia mengaku tak tahu penyebabnya kenapa mereka belum dibayar hingga kini. Dulu, alasannya pembayaran masih dalam tahap audit.

Saat ini, auditnya sudah selesai. Kata Vita, sebenarnya tak ada lagi masalah. Namun, oleh pemprov mereka diminta bersabar.

“Sampai miliaran karena ini dengan hotel, catering. Kita bukan orang kaya, kita ndak punya apa-apa, baru ko kasih begini. Orang tuata sudah Covid, meninggal, sampai detik ini tidak dibayar. Sakit ini kita hatinya. Itu makanan ko sudah makan, ko tidak mau bayar kita,” keluhnya.

Ia mengaku distributor dan pedagang sering menagihnya. Ia bahkan didatangi polisi karena dilaporkan.

Setahun belakangan juga pembayaran lancar. Namun, mandek empat bulan terakhir.

Baca Juga :   Update 11 Maret, Sepekan Rt Kasus Covid-19 Sulsel di Bawah 1 persen

“Kita didatangi sama orang, distributor sampai dibawakan polisi karena dia (Pemprov) tidak bayar kita. Semua cuma bilang sisa persetujuan pimpinan. Kita datang kesini untuk minta untuk dibayarkan,” tegasnya.

Dinas yang bersangkutan yakni BPBD menyebut pembayaran sisa menunggu persetujuan dari pimpinan dalam hal ini Plt Gubernur Sulsel. Saat ini belum disetujui.

“Semuanya satu tahun lancar aman, baru kali ini begini. Mana pimpinannya mau ketemu kita, tidak ada. Pimpinan saja ditemui susah. Cobami bayangkan jadi saya dan teman-temanku tidak dibayarkan sampai saat ini. Ratusan orang kita kasih makan tidak dibayarkan sampai sekarang,” bebernya.

Vendor lain berinisial K mengaku rumahnya bahkan hampir dibakar oleh distributor. Ia meminta agar Pemprov segera membayarkan catering-nya.

“Kita mengerti kalau diaudit tapi ini kan sudah klir. Disuruh menunggu, sabar, menunggu, sampai kita didatangi orang mau dibakar rumahta,” keluhnya.

Ia bilang Pemprov masih janji-janji terus hingga kini. Namun tak kunjung dibayar.

dibaca : 70

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top