MAKALE, UJUNGJARI.COM–Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) baru saja memberi label Tana Toraja sebagai daerah miskin inovasi alias kurang geliat. Salah satu indikatornya adalah indeks inovasi Tator paling rendah di seluruh Indonesia.
Tokoh Toraja yang juga anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, John Rende Mangontan (JRM) pun angkat suara soal predikat ini. Kepada uungjari.com, mantan penguasa Papua ini mengatakan rilis yang dikeluarkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kemendagri Agus Fatoni itu merupakan akumulasi buruknya kinerja pemerintah Tana Toraja periode sebelumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Boleh jadi memang di periode sebelumnya Tana Toraja kurang maksimal melakukan pelaporan inovasi,” kata politisi Golkar itu.
JRM yakin pemerintahan baru Tana Toraja periode 2021-2026 Theofilus Allorerung-Zadrak Tombeg (The-Za) tidak akan larut dengan disclaimer tersebut. John yakin Bupati Theofilus sudah mensinergikan perangkat daerah untuk melahirkan inovasi Tana Toraja Mala’bi.
Diakui ketua Bapera Sulsel ini, Theo-Zadrak tentu sudah punya langkah dan strategi baru membawa perubahan daerah ini dirangkum dalam visi-misi daerah “Tana Toraja Bangkit, Produktif, dan Tangguh Menyongsong Tatanan Kehidupan Baru”.
“Saya yakin perubahan itu segera terwujud di Tana Toraja sebab tagling beliau “Tulus berbakti, karya terbukti” tidak dimiliki semua orang,” katanya optimis. .
Bagi JRM, apa yang dilakukan Bupati Theo di awal tugasnya fokus pemulihan ekonomi terpuruk lantatan pandemi Covid-19. Itu dibuktika dengan berbagai upaya dan langkah optimalkan potensi yang ada.
JRM yakin tidak butuh waktu lama Tana Toraja bangkit dan unggul, disclaimar menjadi motifasi dan energi baru bagi The-Za kerja keras wujudkan daerah ini Toraja Mala’bi bangkit dan terdepan. (agus).