WAJO, UJUNGJARI.COM – Tangan dingin duet Bupati dan Wakil Bupati, Amran Mahmud-Amran SE, dalam membangun Kabupaten Wajo terus membuahkan hasil. Geliat pembangunan mulai tampak dan terasa, termasuk dari segi infrastruktur.
Meski dampak pandemi Covid-19 “memaksa” semua daerah di Indonesia, termasuk Pemkab Wajo harus melakukan recofusing anggaran untuk penanganan virus mematikan itu, namun Wajo tetap memperhatikan berbagai sektor. Seperti pembangunan infrastruktur.
Selain pembangunan dan perbaikan jalan yang terus digenjot selama dua tahun terakhir, berbagai pembangunan infrastruktur yang sempat terhenti, juga dilanjutkan atau dikawal di era kepemimpinan “duo” Amran. Bahkan segera difungsikan dalam waktu dekat.
Seperti Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng di Kecamatan Gilireng yang kini pembangunannya sudah memasuki tahap akhir.
Proyek strategis nasional itu bakal mengairi ribuan hektare lahan persawahan di Kecamatan Gilireng, Sajoanging, Penrang, dan sebagian Majauleng. Sesuai rencana segera diresmikan bersamaan dengan Bendung Gilireng.
Sekadar informasi, Bendungan Paselloreng merupakan daerah genangan yang terletak di Desa Paselloreng. Sementara, Bendung Gilireng berlokasi di Desa Arajang, fungsinya sebagai pintu air yang akan mengairi lahan persawahan.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengatakan proyek strategis nasional ini dilaksanakan PT Wijaya Karya dan PT Bumi Karsa, yang menelan anggaran Rp793 miliar.
Jika tidak ada aral melintang, kedua bendungan itu rencananya akan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Terkait rencana itu, Bupati Wajo sudah menghadap ke Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, beberapa waktu lalu.
“Kemungkinan besar Presiden RI, Joko Widodo, yang langsung meresmikan. Tapi kepastian resminya, kita masih menunggu konfirmasi lebih lanjut. Sekarang masih tahap komunikasi dengan Pak Presiden,” kata Amran Mahmud, Selasa (22/6/2021).
Meski demikian, Amran Mahmud mengakui bahwa proyek yang mulai dilaksanakan sejak 2015 lalu itu masih menemui kendala, yakni pembebasan lahan. Terlebih lagi, lahan masyarakat yang berbatasan dengan kawasan hutan memerlukan kehati-hatian dalam proses pembebasannya.
Namun, Amran Mahmud meyakini persoalan itu akan “clear” sebelum bendungan tersebut nanti diresmikan. “Kami optimis permasalahan pembebasan lahan pada pembangunan Bendungan Paselloreng ini akan selesai sebelum proyek ini diresmikan,” ucap Amran Mahmud yakin.
Amran Mahmud berharap, dengan selesainya pembangunan Bendungan Paselloreng dan Gilireng, bisa mendukung program pertanian yang tengah digalakkan.
“Dengan berfungsinya Bendungan Paselloreng ini, sebanyak 8.510 hektare lahan persawahan yang akan terairi sehingga akan terjadi peningkatan produksi dan tentunya akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” bebernya.
Asal tahu saja, selain untuk pengairan, Bendungan Paselloreng juga berfungsi sebagai penyedia air baku, reduksi banjir, konservasi sumber daya air, dan pengembangan kawasan wisata. (Tono)