MAKALE, UJUNGJARI.COM–. Warga sekitar areal PT Malea Energy Hydro di Makale Selatan resah lantaran dentuman dan goncangan tanah merusak rumah warga. Aspirasi dan keluhan masyarakat tersebut disambut baik anggota DPRD Provinsi Sulsel John Rende Mangontan (JRM), Sabtu (20/6).
Anggota komisi E dari Fraksi Golkar ini menyambangi perusahaan listrik tenaga air tersebut. Ia menemui pihak managemen anak perusahaan PT Bukaka dan diterima Victor Datuan Batara, dan Muh Syakur. Turut hadir perwakilan dan tokoh masyarakat tiga lembang dari Patekke, Buntu Sisong, dan Randan Batu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
JRM di awal pertemuan mempertanyakan ke pihak managemen getaran dan goncangan dirasakan warga dua pekan pekan lalu. Demikian pula amdal PT Malea, dan serapan tenaga kerja lokal, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kehadiran politisi Golkar ini menindaklanjuti sekaligus menyikapi permasalahan yang tengah dihadapi warga dengan pihak perusahaan.
JRM tegaskan ke pihak management PT Malea agar transparan terkait aktivitas pembangunan, baik yang dikerjakan sekarang maupun ke depan. “Ini penting agar tidak menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat,” katanya.
Ia juga berharap PT Malea proaktif membangun keterbukaan dengan masyarakat. Aktivitaspun dilakukan melalui pendekatan sosiologi.
Aspirasi lain warga juga disuarakan JRM ke pihak management PT Malea adalah tonase kendaraan berat poros Makale-Bera tidak seimbang dengan kelas jalan membuat beberapa titik jalan berlombang berpotensi terjadinya kecelakaan lalin.
Victor Datuan Batara (VDB) dari management PT Malea tidak menimpali jika pihak perusahaan sudah melakukan penelitian dari tim independen untuk memastikan guncangan dan getaran merusak rumah warga. Mantan wakil bupati Tana Toraja itu mengatakan perusahaan akan bertanggung jawab jika dampak operasi perusahaan membuat warga resah.
Selain itu perekrutan tenaga kerja terbuka lebar dan diprioritaskan kepada tenaga kerja lokal. Sedangkan amdal, kata dia masih berproses pengurusannya.
Diakui VDB perhatian perusahaan ke warga terus berlanjut. Salah satunya program CSR dan telah menyerahkan sejumlah mobil sampah untuk kebersihan lingkungan. Sementara jalan yang dikeluhkan masyarakat sedari dulu sudah jalan pemeliharaan. Sedangkan pelebaran jalan tidak jadi soal tergantung masyarakat jika menghibahkan sebagian tanahnya.
Sekedar informasi sebelumnya masyarakat mendesak PT Malea menghentikan aktivitasnya demi keselamatan masyarakat. Guncangan dan getaran dirasakan warga setelah pihak PT Malea melakukan testing uji coba pengoperasian turbin di terowongan sepanjang 10 km (agus).