<strongMAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Dalam rangka pelaksanaan program kerja Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Direktorat Pencegahan BNPT melaksanakan kegiatan monitoring pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT). Kegiatan ini berlangsung di Hotel Mercure Hexa Makassar, Jumat (4/6/2021).
Forum ini dihadiri Kepala Kesbangpol Sulsel, Direktur Binmas Polda, Kodam XIV Hasanudin, Kabinda Sulsel, Kakanwil Agama Sulsel, Kepala Dinas Pendidikan dan Kenudayaan Sulsel, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Rektor Universitas Hasanuddin, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Rektor UIN Alauddin Makassar, Rektor UMI, Ketua FKUB Sulsel, Ketua PWNU Sulsel, Ketua PW Muhammadiyah Sulsel, Ketua PWI Sulsel, Ketua FKPPI Sulsel, Ketua AJI, dan Pengurus FKPT Sulsel.
Prof Dr Sukardi Weda, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni sekaligus mewakili Rektor UNM, hadir dan memberikan masukan terkait dengan pencegahan dini radikalisme di masyarakat. Sukardi Weda mengatakan betapa pentingnya pencegahan dini radikalisme melalui literasi atau edukasi tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme yang dapat mengoyak keutuhan dan persatuan bangsa.
Sukardi Weda juga mengusulkan tentang perlunya pesan-pesan menyejukkan melalui media cetak, media elektronik, dan media sosial melalui iklan layanan masyarakat. Nasionalisme, patriotisme, dan wawasan kebangsaan perlu diajarkan sejak dini, mengingat nasionalisme, patriotisme dan wawasan kebangsaan telah tergerus.
“Tidak sedikit murid SD, SMP, bahkan SMA yang tidak paham tentang Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.
Prof Dr Rahim Yunus M A, yang juga Ketua Umum Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan berpendapat bahwa terorisme dapat dicounter atau dilawan dengan agama, yakni melalui moderasi beragama.
“Kita harus mendukung sepenuhnya moderasi beragama sebagai program unggulan Pemerintah,” ujarnya.
Prof Rahim Yunus juga menambahkan bahwa moderasi beragama menjadi prioritas, pemahaman agama yang toleran adalah prioritas.