GOWA, UJUNGJARI.COM — Nahas bagi Kamaruddin (36) seorang karyawan RM Cangkuning yang terletak di Jl Sultan Hasanuddin, Kelurahan Kelurahan Pandang-pandang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Pada Senin (31/5/2021) sekira pukul 20.40 Wita, terjadi insiden kebakaran yang menewaskan lelaki Kamaruddin dan membuat tiga karyawan lainnya luka-luka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebakaran kecil ini tidak sampai melalap bangunan rumah makan yang selalu didatangi banyak pengunjung ini. Namun dari insiden ini, tiga karyawan Cangkuning jafi korban. Satunya tewas di tempat sementara tiga karyawan lainnya mengalami luka serius dan kini dalam kondisi kritis di IGD RSUD Syekh Yusuf, Somba Opu.
Kamaruddin warga Jl Pallantikang yang tewas atas ledakan tabung gas di rumah makan itu hari ini, Selasa (1/6/2021) siang telah menjalani proses pemakaman di pekuburan umum oleh keluarganya. Sedang tiga lainnya yang kritis yakni Sopyan (21) warga Pallangga, Edy (23) dan Sanusi Baco (30) keduanya warga Jl Manuruki 2 Makassar berada di IGD RSUD Syekh Yusuf Gowa untuk menjalani perawatan intensif.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi di rumah makan tersebut, sumber api beras dari semburan gas salah satu tabung gas yang digunakan memasak di dapur Cangkuning.
Diketahui, sebuah tabung gas isi 5 Kg mengalami bocor sehingga para karyawan panik. Gas bocor itu mengeluarkan semburan gas.
Karena bingung dan panik, seluruh Cangkuning yang tengah sibuk melayani pelanggan yang datang makan malam langsung terhambur tak karuan.
Namun salah satu karyawan bernama Kamaruddin diantara kepanikan itu langsung mengambil tabung bocor itu dan melarikannya masuk ke dalam WC atau kamar kecil di dekat dapur dengan maksud untuk menghentikan semburan gas ke dalam bak air kamar kecil yang hanya berupa ember kecil.
Namun nahas bagi Kamaruddin, tabung gas tersebut malah meledak setelah dalam kamar kecil yang ternyata ada saklar listrik aktif. Dari ledakan itu, mengakibatkan Kamaruddin tewas dan tiga karyawan lainnya terimbas ledakan bercampur semburan api yang membesar.
Sejumlah karyawan dan pengunjung Cangkuning panik berhamburan keluar. Pukul 21.00 Wita petugas Damkar dengan personel 15 orang dan dua unit mobil kebakaran berhasil memadamkan api di dapur dan mendinginkan ruangan.
Petugas dari Polres Gowa bersama tim Inafis pun tiba pukul 21.30 Wita lalu mengevakuasi para korban ke RSUD Syekh Yusuf.
Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan, Selasa (1/6/2021) pagi menjelaskan bahwa sumber api dan ledakan berasal dari tabung gas yang mengalami kebocoran saat penggantian yang dilakukan oleh korban tewas yakni Kamaruddin.
” Diduga ada kelalaian saat proses penggantian tabung gas oleh seorang karyawan yakni Kamaruddin yang akhirnya jadi korban meninggal dunia dalam peristiwa ini. Menurut saksi, saat itu korban Kamaruddin sementara mengganti tabung gas namun isi gas keluar, ” beber AKP Mangatas Tambunan.
Seperti dikatakan saksi bernama Zul Fahmi (25) dan Bahtiar (36). Menurut Zul Fahmi, dia sempat melihat korban berupaya mengganti tabung gas kosong dengan tabung baru. Sedang Bahtiar yang saat itu sedang makan juga mengaku sempat menegur korban agar segera menutup tabung gas yang bocor dengan kain.
Namun, teguran saksi tak diikuti. Korban sangat panik dan gas makin menyembur keluar kemudian korban membawa lari tabung gas ke dalam kamar kecil lalu menyimpannya di dalam ember yang berisi air dengan posisi tabung menghadap ke bawah lalu setelah itu korban terlihat mengunci diri dalam kamar kecil itu.
Saat itu, Zul Fahmi sementara menggoreng ikan tiba-tiba tabung meledak dalam kamar kecil lalu api mulai menjalar ke dinding dapur.
Karena panik ke dua orang saksi berlari keluar menyelamatkan diri dan kemudian kembali lagi kedalam dapur untuk memadamkan api menggunakan tabung pemadam sekaligus mencabut regulator tabung gas yang masih terpasang di semua kompor yang ada
Pasca kejadian personil Polres Gowa baik dari Satuan Sabhara dan Tim Inafis lalu mengamankan dan olah TKP.
Kamaruddin yang berada didalam kamar kecil setelah dievakuasi terlihat seluruh badannya melepuh, baju kaos warna kuning yang dipakainya robek tapi tidak terbakar.
” Dalam peristiwa ini empat orang menjadi korban, satu orang meninggal dunia. Keempat korban adalah karyawan Cangkuning. Kerugian materil diestimasi sekitar Rp 10 juta,” kata AKP Mangatas Tambunan.
Korban tewas Kamaruddin langsung dimasukan dalam kantong mayat dan dibawa ke RSU Bhayangkara Makassar untuk keperluan proses pemeriksaan detil Kepolisian sedang tiga korban lainnya dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf untuk penanganan medis.
Awalnya jasad Kamaruddin hendak diotopsi di RSU Bhayangkara, namun atas permintaan pihak keluarganya menolak untuk diotopsi.
” Tadi malam usai dari Bhayangkara, mayat korban langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Jl Pallantikang, ” tambah AKP Mangatas Tambunan.
— Mustamin: Harus Paham Penggunaan Apar
Kadis Damkar Gowa Rostam Razak yang dikonfirmasi didampingi Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Mustamin Raga, Selasa pagi menjelaskan, pihaknya saat tiba di TKP tidak mendapati api yang besar seperti laiknya kebakaran yang hebat.
” Saat tim kami tiba, api hanya kecil bahkan tidak sampai membakar ruang dapur. Jadi setiba kami hanya melakukan pendingingan dan memastikan tidak ada lagi percikan api. Kenapa bisa ada korban? Ini bermula dari adanya kebocoran gas pada regulator tabung kompos gas di dapur. Kebocoran itu kemudian terpantik api sehingga dari semburan gas yang keluar berubah menjadi semburan api. Bagi mereka yang cepat panik dan tidak terbiasa serta terlatih melihat fenomena seperti ini, kondisi ini akan menimbulkan kepanikan. Kepanikan selanjutnya akan membuat segala tindakan yang dilakukan akan tidak terukur lagi,” jelas Kadis Damkar diwakili Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Mustamin Raga kepada BKM melalui pesan WhatsApp, Selasa malam.
Mustamin mencontohkan kasus tewasnya Kamaruddin karyawan Cangkuning. Dijelaskan Mustamin, dalam kondisi kepanikan, korban Kamaruddin lalu mengambil dan melarikan tabung gas beserta selang regulator yang bocor tersebut masuk ke kamar kecil berukuran ruang kecil, dengan maksud memadamkan semburan api yang terus menerus keluar.
” Ketika berada di ruang sempit kamar kecil itulah tabung meledak dan merenggut nyawa Kamaruddin. Tindakan itu justru fatal. Pada setiap kesempatan, sudah menjadi standard tugas Dinas Pemadam Kebakaran untuk selalu mengimbau agar seluruh pengelola gedung publik, apalagi rumah makan, memiliki dan menyediakan alat pemadam api ringan baik yang sudah modern maupun yang tradisional. Selain alat, Dinas Pemadam Kebakaran juga selalu diimbau agar setiap pengelola gedung dan bangunan publik membentuk dan menunjuk beberapa karyawan atau petugasnya untuk dilatih khusus bagaimana melakukan tindakan awal ketika terjadi kebakaran di tempat kerjanya. Namun masih lebih banyak yang abai atas seruan ini daripada yang mau ikut serius bahkan paham. Belajar dari kasus Kamaruddin di atas, seandainya Kamaruddin sudah terlatih, maka dia tidak akan membawa tabung gas bermasalah itu masuk ke kamar kecil yang sempit di mana sirkulasi udara yang tidak bebas justru mempercepat terjadinya ledakan. Seandainya Kamaruddin terlatih, maka dia akan bertindak prosedural dengan menutup kebocoran itu baik menggunakan jari tangannya saja sehingga gas tidak tersembur lagi dan apinya otomatis akan padam. Atau pada kondisi tertentu dia akan menutupi seluruh bagian tabung gas dan regulator yang bocor itu dengan karung goni yang basah dan jangan membiarkan ada celah udara keluar. Atau akan menggunakan alat pemadam api ringan yang berisi chemical powder pada bagian-bagian tertentu dari dapur yang sudah terlanjur terjalar api, ” papar Mustamin.-