GOWA, UJUNGJARI.COM — Baru sebulan lalu, April, meninggalkan Kalimantan tempat dimana dia tinggal bersama anak istrinya, ternyata Mei ini pria bernama SG berusia 43 tahun ini nekat menghabisi hidupnya dengan gantung diri di sebuah pohon akasia.

Mayatnya pun ditemukan menggantung di dahan akasia oleh pamannya bernama Amir bin Juma (50), pada Selasa (25/5/2021) sekira pukul 17.45 Wita di Dusun Batu Alang, Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SG adalah ponakan Amir bin Juma warga Batu Alang dan diketahui baru menetap di Bontomarannu ini satu bulan belakangan. SG awalnya menetap di Kalimantan bersama istri dan anaknya. Namun karena rumahtangganya diwarnai masalah, akhirnya SG ke Gowa ke kampung halamannya lalu menetap sementara di kebun milik pamannya, Amir bin Juma tersebut.

Belum ada yang tahu motif SG mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri yakni menggantung dirinya dengan melilitkan tali di leher dan menggantung di atas dahan akasia. Amir bin Juma pun demikian halnya. Yang ditau Amir bin Juma ini bahwa ponakannya itu selama menghuni rumah kebunnya itu kerap berperilaku aneh.

” Kadang dia tertawa sendiri, diam mengkhayal dan bicara sendiri. Tapi dia ke sini ke Gowa dan tinggal di rumah kebunku ini karena sempat bermasalah dengan istrinya. Begitu kata dia saat pertamakali datang,” jelas Amir bin Juma menjelaskan awal keberadaan SG dan hidup di kampungnya sekarang.

Awal diketahui SG membunuh dirinya dengan gantung diri di atas pohon akasia berjarak 5 meter dari rumah kebun ketika Amir baru pulang dari rumahnya.

” Saya memang menemani dia (SG) di rumah kebun seharian. Tapi karena HP saya lobet jadi saya kembali ke rumah mencharger dulu kemudian kembali lagi ke kebun. Tapi ternyata saat balik, SG sudah tidak ada di rumah kebun. Setelah saya cari kemana-mana ternyata SG sudah tergantung di atas pohon akasia, ” ungkap Amir bin Juma sedih dan bingung.

Dijelaskannya, saat ponakannya terlihat tergantung di pohon dengan lilitan tali di lehernya, Amir bin Juma pun langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan berharap SG masih hidup.

Amir bin Juma spontan mengambil sebilah parang di rumah kebun lalu memotong dahan hingga patah hingga korban jatuh ke tanah bersama dahan tersebut. Pada dahan itu terdapat tali kawat besi atau tali kopling motor sepanjang satu meter lebih terlilit melingkar di batang pohon akasia dan ujungnya menjuntai kebawah bentuk lingkaran dengan posisi simpul hidup.

Paman korban lalu berteriak minta tolong kemudian datang seorang tetangganya bernama ST (saksi) lalu membantu melepas ikatan yang terlilit pada leher korban kemudian mengangkat ke depan rumah kebun.

Saat diperiksa korban sudah tidak bernyawa lalu kedua saksi melaporkan kejadian ke kepala dusun setempat dan pada pukul 21. 30 Wita, kepala dusun menuju TKP lalu menghubungi Bhabinkamtibas setempat.

Tidak berselang lama kemudian Kapolsek Bontomarannu Iptu Bahtiar bersama Kanit Reskrim dan anggota SPKT Polsek Bontomarannu tiba dan melakukan olah TKP.

Kapolsek Bontomarannu Iptu Bahtiar usai melakukan olah TKP menjelaskan bahwa pada leher korban terdapat bekas lilitan tali bentuk melingkar dan di sekitar alat kelamin korban terdapat cairan bening mirip sperma.

Namun jelas kapolsek, pada tubuh korban tidak ada tanda-tanda kekerasan dan di dekat pohon terdapat bangku yang terbuat dari papan dengan panjang sekitar dua meter dan tinggi 0,5 meter dengan posisi telah rebah ke tanah kemudian pada dahan pohon akasia ditemukan dahan yang patah yang terlilit kawat besi atau tali kopling motor sepanjang satu meter lebih dan ujungnya men dengan bentuk lingkaran dengan posisi simpul hidup.

Amir bin Juma menjelaskan jika ponakannya itu berada di Gowa ini pada April lalu.

” Dia pulang kampung dan katanya dia kembali karena ada kesalahpahaman dengan istrinya. Karena itu selama ada di sini, saya suruh dia tinggal di rumah kebunku ,” beber Amir Bin Juma kepada pihak Kepolisian.

Amir bin Juma juga mengaku, dirinya sering menemani korban bermalam di rumah kebun.

” Disaat menemani bermalam di rumah kebun ku ini, dia (SG) sering bertingkah aneh, sering duduk sendiri dan mengkhayal, juga sering tertawa bahkan bicara sendiri, ” aku Amir bin Juma.

Setelah melakukan serangkaian kegiatan olah TKP selanjutnya mayat SG diserahkan ke pihak keluarga (Amir bin Juma) dan hasil komunikasi dengan pihak keluarga, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi.

Kapolsek Bontomarannu Iptu Bahtiar pun melakukan proses Kepolisian sebagaimana mestinya.

” Sekalipun pihak keluarga menolak untuk otopsi namun kasus ini akan kami selidiki dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti latar belakang kematian korban yang ditemukan tergantung di pohon,” jelas Iptu Bahtiar.

Diketahui bahwa selama berada di kampung pamannya itu SG kesehariannya bekerja sebagai pengumpul barang bekas untuk dijual kepada pengumpul.-