GOWA, UJUNGJARI.COM — Pencurian ternak sapi kembali marak di Kecamatan Bungaya. Hanya saja pencuri ternak pakai modus baru. Jika dulu ternak sapi dibawa hidup-hidup, kini sapi yang dicuri langsung dikuliti di tempat lalu dagingnya diambil, rangka tulang dan kepala ditinggal di hutan.

Pencurian dengan modus menguliti daging sapi itu kini terjadi di Lingkungan Karaengloe, Kelurahan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Aksi ini ketahuan Selasa (20/4/2021) siang kemarin. Kendati bangkai sapi ditemukan siang, namun diduga sapi tersebut disembelih dan dikuliti di malam hari. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Temuan bangkai sapi ini diduga adalah milik H Sultan yang digembalakan oleh H Rasiman, warga Karaengloe, Sapaya yang sebelumnya menambatkan sapinya di hutan sejak Senin (19/4/2021) sore pukul 18.00 Wita.

Sesaat penemuan bangkai sapi tersebut, personil Polsek Bungaya bersama jajaran pemerintah kelurahan langsung mendatangi TKP pencurian ternak di Karaengloe, Selasa siang.

Menurut H Rasiman, saat Selasa pagi sekitar pukul 05.30 Wita, dia datang ke hutan untuk mengecek sapinya yang telah ditambatkan hutan Senin sore. Namun H Rasiman kaget karena sapinya telah hilang di tempat penambatannya dan kemudian tak jauh dari situ dia menemukan sapinya sudah dikuliti tinggal tulang belulang.

” Iya, setelah dilakukan pencarian di sekitar TKP ditemukan seekor sapi telah mati dengan sebahagian besar dagingnya telah hilang,” jelas Kapolsek Bungaya AKP Misbahuddin saat dikonfirmasi, Selasa malam kemarin.

Diakui kapolsek, sejumlah barang bukti telah diamankan selanjutnya dibawa ke Polsek Bungaya untuk proses penyidikan lebih lanjut.

” Benar telah terjadi pencurian sapi dan saat ini kami melakukan penyelidikan. Saya mengimbau peternak agar  menambatkan ternak sapinya di kandang yang disiapkan, jangan menempatkan ternaknya di sembarang tempat tanpa adanya penjaga atau yang mengawasi, sehingga akan memancing pelaku kejahatan untuk berbuat tindak pidana,” jelas kapolsek.

Aksi pencurian ternak sapi di desa-desa terpencil bukan hal baru, termasuk aksi pencurian yang langsung sembelih di tempat. Hal itu disebabkan, para pemilik ternak di desa menggembalakan sapinya dengan bebas di hutan dan jarang dipulangkan ke kandangnya. Aksi pencurian dengan sembelih di tempat ini sudah banyak terjadi di pelosok Kabupaten Gowa, hanya saja modus pencurian dengan menguliti sapi dan mengambil dagingnya saja adalah hal baru terjadi.-