MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Para insan radio di Sulawesi Selatan menggebrak masyarakat untuk kembali mendengarkan radio dengam cara berbeda.
Sebanyak 65 Radio di Sulawesi Selatan mematikan radio selama 8 menit, 8 detik, Kamis (1/4) tepat pukul 08.08 pagi tadi.
Radio se Sulawesi Selatan kompak menghentikan siaran sejenak, untuk memperingati 1 April Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88 sesuai edaran KPID Sulawesi Selatan.
Saat radio on air kembali, suara Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, pertama kali terdengar di puluhan radio yang ada di Sulawesi Selatan.
“Melalui kesempatan ini saya menghimbau agar kita semua tetap menjadikan instrument penyiaran radio sebagai salah satu sumber informasi dan hiburan kita. Sehingga peran radio sebagai salah satu tulang punggung penyiaran kita tetap mendapat tempat di masyarakat. Saya mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Selatan ayo selalu mendengar radio,” kata Sudirman Sulaiman.
Sementara itu, Ketua KPID Sulawesi Selatan Muhammad Hasrul Hasan mengatakan, kegiatan ini selain peringatan Harsiarnas ke 88 juga untuk mengingatkan masyarakat akan arti pentingnya radio.
“Semua radio di Sulsel mengajak pendengarnya untuk mengingatkan masyarakat apa rasanya kalau radio mati,” ujar Hasrul.
Ditambahkannya, kami ingin menginformasikan bahwa saat ini radio itu penting. Media yang tak hanya menghibur dengan lagu lagunya, tapi juga mampu memberi informasi yang akurat dan dapat menangkal hoax.
Industri penyiaran radio dalam peringatan Harsiarnas ini, ingin menyadarkan masyarakat jika radio sudah mati, maka masyarakat pasti akan kehilangan. Sebab radio adalah media yang selalu tak lekang oleh zaman.
Satu April merupakan sebagai Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ditetapkan dengan dasar pada tahun 1933, saat radio milik orang Indonesia pertama bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) mulai bersiaran.
SRV menjadi radio Ketimuran pertama, yang didirikan oleh anak bangsa yang diprakarsai oleh KGPAA Mangkunegoro Vll pada 1 April 1933 di Solo Jawa Tengah. (***)