GOWA, UJUNGJARI.COM — Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Syahrul Yasin Limpo menarget PT Cimory agar bisa menyiapkan produksi susu pertama di Gowa pada Agustus mendatang.
SYL mengatakan dirinya ingin menikmati minuman susu segar produk Cimory Gowa pada 17 Agustus pada lima bulan ke depan pasca peletakan batu pertama yang dilakukannya, Selasa (16/3/2021) di kawasan eks Pabrik Markisa di Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
” Saya tidak tau bagaimana caranya yang jelas saya mau kita mulai minum susu produksi Cimory Gowa pada 17 Agustus mendatang (lima bulan ke depan),” tandasnya dihadapan Dirut PT Cimory Group Bambang Sutantio, Dirjen Peternakan dan Keswan Kementan RI Nasrullah, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Sumangerukka, Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni, jajaran Forkopimda Gowa serta Dekan Fakultas Peternakan Unhas.
Peletakan batu pondasi pabrikan milik PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Group ini sebagai langkah awal kerjasama Pemkab Gowa dengan Cimory dalam pengembangan sapi perah dan pabrikan pengolahan susu segar trade mark Cimory.
Usai meresmikan cikal pembangunan kawasan pabrikan dan menanam rumput odot sebagai pakan ternak sapi perah ini, Syahrul mengatakan susu adalah sumber nutrisi untuk menguatkan oksigen dalam tubuh sehingga kepintaran otak pun bagus.
” Kalau gizi kita kurang maka besok-besok anak-anak kita menjadi tertinggal. Otaknya akan tertinggal jika nutrisinya kecil. Susu itu adalah nutrisi yang bagus.
Saya suka Bupati Gowa bukan karena dia anak saya tapi karena dia agresif, dinamis dan inovatif. Jangan bangga dengan 91,22 persen suara yang diraih kemarin, bahkan itu raihan tertinggi di Pilkada di Indonesia. Tapi bukan itu intinya. Yang saya mau lihat apa yang akan kamu (Adnan) bangun di periode kedua ini. Semua bisa kamu lakukan tapi yang tidak boleh adalah korupsi. Kalau untuk rakyat silahkan jalan. Makanya ketika Adnan minta mau bangun ini saya beri restu dan kawal. Dan sekarang Pemkab Gowa kerjasama dengan pengusaha besar sapi perah di Indonesia disini,” kata Syahrul berharap pengembangan sapi perah di Gowa mampu berjalan baik dan pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Gowa secara khusus dan Sulsel secara umum.
Diakui SYL sebutan populernya, pertanian merupakan sektor paling menjanjikan. Buktinya disaat krisis ekonomi karena landaan pandemi covid 19, sektor pertanian tetap eksis berjalan.
” Dirjen saya terus saya pacu. Mereka tidak ada yang libur. Di tengah covid ini, mereka tidak ada yang berleha-leha tapi semua di lapangan bekerja,” terang mantan Bupati Gowa dan Gubernur Sulsel ini.
Dikatakannya, pengembangan sapi itu lebih banyak manfaatnya. Orang pelihara sapi itu mulai dari tanduk sampai tainya ada manfaatnya. Tainya dikumpul jadi pupuk kandang yang hebat. Kencingnya pun dikumpul jadi pupuk cair. Tanduknya bisa jadi souvenir dan kancing baju.
Keseriusan pengembangan sapi di Gowa memang diseriusi Pemkab Gowa termasuk Mentan RI yang memang putra asli Gowa ini. ” Kita sudah suplay 1.000 ekor sapi dan sementara dikembangkan di Bontonompo. Ingat sapi-sapi ini jangan dikurbankan saat Idul Adha yah,” kata SYL berseloroh.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Keswan Kementrian Pertanian RI, Nasrullah mengatakan kondisi persusuan nasional saat ini baru bisa terpenuhi sekitar 22 persen dari kebutuhan 30 juta ton.
” Saat ini kita baru bisa menyiapkan 1 juta ton. Dan kita masih eksis berproduksi di pulau Jawa. Jika kita bertumpu pada Jawa semua pasti tidak memadai, sementara kita masih butuh 1,3 juta lebih ton untuk dikembangkan. Karena itu kita bersepakat melakukan pengembangan di luar Jawa yakni di Kabupaten Gowa ini. Wilayah Gowa secara agro ekosistem sangat memungkinkan. Dan sekarang kita memulai kegiatan ini dengan membangun medium skel farm dulu. Ini merupakan inkubator pengembangan sapi perah di Gowa,” jelas Nasrullah.
Diakuinya, pembangunan medium skel farm akan bersamaan dengan industrinya. Dan kapasitas mesinnya yang akan disiapkan Cimory adalah 200 liter per jam.
Cimory kata Nasrullah, tahun ini akan memproduksi 2.500 liter susu yang sumber susunya berasal dari medium skel farm di Gowa atau melalui pngembangan peternakan rakyat.
Sementara untuk penanaman hijauan pakan ternak akan dilakukan di sekitar wilayah pabrikan dengan produksi kurang lebih 60 ton pertahun dan risikonya jauh lebih rendah dari tanaman lainnya.
” Jelas ini akan jadi tambahan inkam bagi masyarakat Gowa bahwa hijauan pakan ternak tidak keluar dari Gowa juga,” tambah Nasrullah.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan pun mengaku berbangga atasnama pemerintah karena Mentan sebagai orang Gowa tidak pernah lupakan kampung halaman dan terus mengembangkan Gowa.
” Kita semua tau bahwa di tengah pandemi covid ini segala akses perekonomian terhambat. Tapi dengan adanya bantuan dan restu dari Mentan ini, pengembangan sapi perah ini akan membawa Gowa keluar dari masa krisis pandemi covid 19,” kata Adnan.
Adnan juga memgatakan, kawasan bakal lokasi pabrikan di Tonasa ini merupakan kawasan eks pabrik markisa yang sudah tutup pada 2013. Sehingga pada pengembangan sapi perah bekerjasama dengan Cimory maka semua kelompok-kelompok masyarakat yang menggarap kebun selama ini di kawasan iini akan diberikan sapi untuk diperlihatlra.
” Insya allah yang akan dijadikan kelompok peternak sapi akan dilatih dulu di pulau jawa yakni di Cimory agar pintar merawat sapi perah. Dan jika pabrikan ini berdiri maka masyarakat di Tombolopao akan dipekerjakan di pabrikan sapi perah ini. Kita juga akan lakukan pendampingan di Fakultas Peternakan Unhas dan mahasiswa Fak Peternakan Unhas bisa ber-KKN disini dan sekaligus melakukan pendampingan di kawasan ini,” papar Adnan.-