ikut bergabung

Radikalisme Muncul Karena Ketidakadilan dan Ketimpangan Ekonomi


Berita

Radikalisme Muncul Karena Ketidakadilan dan Ketimpangan Ekonomi

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM –Akademisi Unhas Dr Sakka Pati mengulas soal tantangan pemuda dalam menghadapi isu radikalisme dalan dialog kebangsaan bertempat di Warkop Alira Panakkukang Makassar, Sabtu (5/3/2021).

Menurut Sakka Pati, radikalisme berasal dari bahasa latin there yang artinya ketegangan. “Radikalisme atau terorisme yakni aksi yang dilakukan secara kekerasan dengan cara radikal.
Berdasarkan catatan sedikitnya ada 39 persen pemuda yang masuk target radikalisme,” ujar Sakka Pati.

Bahkan menurut lembaga kajian islam perdamaian ada 50 persen pemuda setuju perbuatan dengan cara radikal.

Ada juga penelitian dari jumlah penduduk Indonesia 4 persen dari 270 juta jiwa. Artinya ada warga yang mendukung ISIS suatu gerakan yang identik dengan terorisme.

“Salah satu penyebabnya yakni kelompok itu punya keahlian atau dilatih khusus sehingga orang lain mudah terpengaruh. Generasi muda juga kehilangan sosok karena tak ada panutan,” ucapnya.

Akademisi Unismuh Dr Luhur A Prianto menilai jika radikalisme bisa menjadi paham dan ideologi, radikalisme juga bisa menjadi gerakan politik, sebagai gerakan politik bisa menjadi lawan tanding bagi yang berkuasa, bahkan paham paham lain termasuk nasionalisme.

“Radikalisme sebuah respon sikologis, ketika kekerasan, ketidak adilan, kesewenang wenangan di pertontonkan bahkan menggunakan kekuasaan, maka ada yang menjadikan jalan radikalisme sebagai salah satu solusi terkait ketidak adilan ini,” jelas Luhur.

Untuk itu, Idelogi menjadi sumber inspirasi dalam menyelesaikan permasalahan mendasar, termasuk sosialisme, komunisme dan mereka ini juga menggunakan cara cara radikal.

Baca Juga :   Lantik PMI Gorontalo, Jusuf Kalla Ingatkan Ancaman Bencana di Masa Depan

“Peran terhadap radikalisme semakin massif dilakukan, apalagi dalam situasi negara yang tidak stabil. Diinternal ummat islam juga mengalami perdebatan sendiri terhadap radikalisme, tidak pernah ketemu sehingga pandangan seperti ini ketika menjadi narasi kekuasaan akan menjadi sesuatu yang bisa saja bertentangan,” ucapnya.

Solusi radikalisme sepanjang masih ada ketidak adilan dan kesewenang wenangan pemerintah, ruang hidup radikalisme masih tetap ada, solusinya sempitkan ruang ruang itu dengan adanya keadilan dan ekonomi yang lebih baik dan tentunya dengan pemerintahan yang baik.

Sebelumnya, Ketua Gema Pembebasan Ibrahim mengungkapkan bila radikalisme diciptakan bagi orang yang membenci islam, ketika tidak sejalan pemerintah dicap sebagai radikal.

“Secara global isu radikalisme sudah dimainkan oleh dunia untuk memerangi ummat islam. islam dianggap ancaman yang nyata bagi dunia, terkhusus bagi mereka ingin merebut kekuasaan,” jelasnya.

dibaca : 61

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top