RIAU,UJUNGJARI.COMPerjalanan selama dua hari Rachmat Gobel ke Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, memberi kesan yang mendalam bagi masyarakat Kabupaten Lingga. Mulai dari mantan Bupati Lingga Alias Wello, hingga Bupati dan Wakil Bupati serta Ketua DPRD kabupaten Lingga serta sejumlah orang penting di Lingga menyambut kedatangan tokoh asal sulawesi ini.
Lama bergelut menjadi pengusaha sukses hingga level internasional, dengan melanjutkan usaha turunan dari Gobel Group yang dimulai oleh sang ayah Thayeb Mohammad Gobel mulai tahun 1954, membuat nama Rachmat Gobel ini lebih dikenal sebagai pengusaha dan konglomerat ketimbang sebagai politisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya di politik baru tiga tahun dan diberikan amanah menjadi wakil ketua DPR RI oleh ketua umum Partai Nasdem Bapak Surya Paloh. Setelah saya terpilih. Saya tidak lagi wakil rakyat Partai Nasdem saja tapi menjadi wakil rakyat seluruh rakyat Indonesia,” kata Rachmat Gobel.
Jika melihat apa yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI ini, ada pesan yang mendalam yang sangat jarang disampaikan oleh anggota DPR RI atau wakil rakyat lainnnya ketika terpilih. Sosok lulusan Chuo University Tokyo Jepang ini menyadarkan bahwa semua anggota dewan yang terpilih adalah mewakili seluruh masyarakat Indonesia.
Partai hanyalah kendaraan, namun pemilihnya adalah seluruh masyarakat Indonesia.
Ada kesan yang unik dan langkah yang akan terpikirkan oleh orang-orang ketika menemui seorang konglomerat atau pengusaha sukses yang memiliki perusahaan hingga menebus level internasional. Kesan mewah sulit bergaul, dan terkesan sombong serta elitis selalu melekat dengan orang-orang kaya dan berada dan memegang jabatan penting.
Tapi kesan itu berubah 180 derajat ketika masyarakat Lingga menyapa wakil rakyat Indonesia ini. Tidak sedikitpun terlihat dari gaya bicara yang sombong, berjalan dan menyapa orang-orang sekelilingnya yang dijumpai dengan salam sambil mengangkat tangannya sebagai tanda persahabatan. Rachmat Gobel lebih akrab di sapa “RG” ini memang sangat layak disebut sebagai wakil rakyat seluruh masyarakat Indonesia.
Gaya budaya dan bahasanya, serta gerak tingkahnya selama berada di Bunda tanah melayu, sangat merakyat berjalan dari satu tempat ketempat lainnya tanpa protokoler yang ketat, sehingga hampir semua orang dapat menyapanya.
“Kami baru tahu kalau dia itu pengusaha ternama dan orang sangat penting di Republik ini setelah baca berita. Tapi saat lihat orangnya seperti biasa-biasa saja, sangat ramah beda saat melihat di berita,” kata Joko salah satu pemuda aktivis KNPI di Kabupaten Lingga.
Sebagai wakil rakyat, Rachmat Gobel sangat tenang mendengarkan masukan ide serta pendapat, tentang potensi pembangunan di Kabupaten Lingga, harapan dari berbagai kalangan masyarakat di Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepri, selalu diresponnya dengan begitu serius mendengar satu-persatu usulan dan menjawab pertanyaan yang muncul secara sistematis dengan bahasa yang mudah di pahami.
Rachmat Gobel tidak asing lagi namanya terdengar di seantero nusantara. Ada puluhan perusahaan yang pernah didirikannya dan puluhan ribu karyawannya serta ratusan ribu dengan mitranya. Salah satunya yang sering terdengar dan menjadi perhatian adalah even Panasonic Gobel Award. Panasonic salah satu merek produk teknologi yang hingga kini menjadi kebutuhan pokok masyarakat di tengah perkembangan teknologi saat ini.
Sebelum menduduki posisi strategis sebagai Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel sudah terlebih dahulu menjabat sebagai salah satu menteri di pemerintahan Joko Widodo, yaitu sebagai Menteri Perdagangan RI. Meski tidak genap satu tahun namun beberapa kebijakannya sangat menyentuh masyarakat dan sangat mencerminkan budaya Indonesia.
Di antaranya kebijakan yang sangat fenomenal yaitu terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 6 tahun 2015 mengenai Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan, Peredaran, dan Penjualan Minuman Beralkohol yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket.
Kebijakan tersebut mendapat pro dan kontra bagi sebagian kalangan, karena nyaris merugikan pengusaha di bidang tersebut. Namun kebijakan tersebut juga menjadi angin segar dan nilai positif bagi masyarakat Indonesia yang berasaskan Pancasila, agamis dan berbudaya.
Kemudian terbitnya Permendag Nomor 53 tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Batik dan TPT Motof Batik yang bertujuan untuk melindungi impor batik. Permendag ini tentu saja sangat berkesan bagi pengusaha batik dan pelaku batik di Indonesia, serta masyarakat Indonesia sendiri, karena seluruh dunia mengetahui bahwa Batik sangat mendunia dan sangat layak mendapat perlindungan hukum.
Perjalanan singkat selama 10 bulan sebagai menteri tidak saja memberi pengalaman kepada seorang Rachmat Gobel, tapi hal tersebut juga menjadi nilai sejarah yang sangat berkesan bagi anak-anak bangsa untuk mencintai budaya ditengah cepatnya perkembangan teknologi informasi.
Kabupaten Lingga hanyalah kabupaten kecil yang memiliki 604 pulau dengan jumlah penduduknya hanya seratus ribu jiwa yang menghuni 99 pulau dengan luas daratannya hanya satu persen dibanding luas lautnya. Namun dari kabupaten kecil ini, memiliki jejak peninggalan sejarah bangsa peradaban yang lahir dari kabupaten yang saat ini dijuluki sebagai Bunda Tanah Melayu.
Di zaman kerajaan, di Lingga sudah berpusat tepatnya di Kota Daik sebagai Negara Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Sultan Mahmud Syah II (1685 – 1699) adalah Sultan Johor-Riau-Lingga-Pahang atau kemaharajaan melayu yang ke-10, keturunan sultan Malaka yang mendirikan istana di Daik Lingga kini disebut sebagai Istana Damnah yang makam dan peninggalan istananya di kunjungi Rachmat Gobel.
Kemudian di era menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, Pulau Singkep yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Lingga, dikenal sebagai Pulau Penghasil Timah dengan reputasi penambangan selama hampir dua abad (1812-1992). Masa kejayaan ini tidak hanya dikenal di kalangan Riau, namun sudah seantero dunia mengenal pulau Singkep sebagai salah satu penghasil bahan baku pembuat senjata ini.
Kejayaan perusahaan timah di Pulau Singkep tentu saja memberi kontribusi yang begitu besar bagi penghasilan negara, yang diserap melalui perusahaan BUMN dan disetorkan ke APBN dan digunakan untuk beberapa pembangunan di Republik ini setelah porak poranda di masa penjajahan.
“Ada sesuatu yang membuat saya tertarik untuk datang ke Kabupaten Lingga, banyak potensi sumber daya alam dan budaya kearifan lokal yang ada di Lingga Bunda Tanah Melayu ” ujar Rahmat Gobel.
Yang begitu menariknya lagi, tempat di mana Rachmat Gobel menyampaikan pidato singkat dan penuh makna pesan moral serta di tutup dengan pantun adalah tempat yang sangat bersejarah bagi kebangkitan ekonomi bangsa Indonesia dikala itu. Gedung tersebut merupakan pusat perkantoran PT Timah yang disulap oleh seorang anak bangsa yang peduli pendidikan menjadi gedung pendidikan Politeknik Lingga untuk mendidik generasi masa depan bangsa yang berkualitas agar dapat berkompetisi di era globalisasi harapannya mengembalikan sejarah kejayaan lingga.
Bahkan nama H Rachmat Gobel menjadi nama Aula di disalah satu gedung yang ada di Kampus Politeknik Lingga, di mana seluruh bangunan gedung tersebut sebelum direhab adalah tempat berkantornya para orang-orang besar dan salah satu gedung menjadi tempat rapat program koperasi yang digagas oleh Bung Hatta yang kini di beri nama gedung juang oleh Alias Wello, bupati Lingga periode 2015-2020.
Perusahaan timah inilah yang memberikan sumbangsi tenaga dan pemikiran untuk bangsa Indonesia.
Politisi senior kepri dan juga mantan Bupati Lingga Alias Wello yang cukup dikenal di kalangan nasional ini berpendapat H Rachmat Gobel sangat pantas memimpin Republik ini. Ia memiliki pengalaman yang komplit dari Konglomerat, Pengusaha Internasional, pernah menjadi menteri dan kini menjadi politis di parlemen memenuhi syarat utama sebagai orang yang mempunyai konsep,kompetensi serta koneksi yang luas.
“Beliau itu adalah harapan Indonesia cahaya dari timur,” sebutnya.
Bupati Lingga Muhammad Nizar mengaku tidak mudah mendatangkan seorang Wakil Ketua DPR sekaliber Rachmat Gobel ke Kabupaten Lingga, selain padatnya kegiatan yang dijalani sebagai wakil rakyat namun sedikit mustahil seorang wakil ketua DPR RI mau berkunjung ke kabupaten yang penduduknya tidak banyak dan sangat jauh dari ibukota menggunakan tiga moda transportasi udara, darat dan laut.
“Datang ke Lingga ini beliau melewati tantangan yang tidak mudah, karena sudah naik pesawat udara, setelah itu menempuh jalan darat, dan naik kapal lewat laut, tentu bukan medan yang mudah untuk sampai ke Lingga, tapi itulah wakil rakyat seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Muhammad Nizar.