JAKARTA,UJUNGJARI.COM–Adanya laporan Gerakan Anti Radikal Alumni Institut Teknologi Bandung (GAR-ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas dugaan pelanggaran kode etik aparatur sipil negara (ASN) yang dilakukan Prof Din Syamsuddin menuai banyak polemik.
Salah satunya, Andi Fajar Asti selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) yang meminta KSAN tidak menindak lanjuti laporan GAR-ITB tersebut.
“Saya melihat laporan GAR-ITB mengandung unsur ketidak hati-hatian. Sehingga sangat disayangkan langkah yang dilakukan GAR-ITB tanpa proses kajian mendalam. Kuat dugaan laporan ini sangat dangkal dan mengandung unsur mencari sensasi,” katanya.
Padahal, semestinya alumni yang mengaku dari kampus ternama seperti ITB harus punya pemahaman yang utuh jika ingin menarik justifikasi terhadap seseorang. Karena apa yang dilakukan GAR-ITB ini telah menimbulkan kebisingan publik dan berpotensi merusak citra ITB itu sendiri.
Fajar menambahkan GAR ITB tidak menguasai point kode etik ASN dan tentu berharap KASN tidak menindaklanjuti laporan yang masuk karena seorang Din Syamsuddin tentu sangat jauh dari apa yang dituduhkan GAR ITB.
“Dalam tubuh beliau, mengalir darah NU dan Muhammadiyah sampai detik ini. Juga sosok akademisi dan cendekiawan sejati yang mustahil ada darah ideologi radikal. Justru beliau selalu mendorong gagasan garis tengah dan toleransi,” katanya lagi.