MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Pengurus dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel sangat beruntung memiliki gedung besar di Jl AP Pettarani 31, Makassar, dengan status hak pakai dari Pemprov Sulsel.

Dengan gedung besar ditambah masjid yang juga cukup besar di sisi kiri gedung, serta sebuah wisma di sisi kanan, maka Gedung PWI Sulsel sebenarnya bisa menjadi rumah besar bagi wartawan, baik bagi anggota PWI maupun yang bukan anggota PWI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“PWI Sulsel harus jadi rumah besar bagi wartawan, bukan hanya bagi anggota PWI, tapi juga bagi semua wartawan,” kata mantan Ketua Seksi Pendidikan PWI Sulsel, Asnawin Aminuddin, kepada wartawan, di Makassar, Jumat, 29 Januari 2021.

Dia berharap Ketua PWI Sulsel periode 2021-2026, dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan sekat-sekat yang selama ini terjadi di internal pengurus dan anggota PWI Sulsel.

“Saya maju sebagai calon Ketua PWI Sulsel periode 2021-2026, karena ingin menjadikan PWI Sulsel dengan gedungnya yang besar sebagai rumah besar bagi anggota PWI dan bagi wartawan lain pada umumnya,” kata Asnawin.

Dia mengaku telah menyampaikan mimpinya tersebut kepada dua calon Ketua PWI Sulsel lainnya, yakni Agus Salim Alwi Hamu (petahana) dan Nurhayana Kamar.

“Saya bilang kepada Pak Agus dan Ibu Nurhayana, mari kita ambil pelajaran pada kepengurusan PWI Sulsel yang lalu. Jangan ada kubu-kubuan di PWI, baik menjelang konferensi pemilihan ketua dan pengurus, apalagi setelah konferensi selesai,” kata Asnawin yang sudah berkiprah sebagai wartawan sejak 1992.

Pemimpin Redaksi Majalah Pedoman Karya (pedomankarya.co.id), mengatakan, PWI Sulsel pernah menjadi rumah besar di era kepengurusan LE Manuhua, Muhammad Basir, Syamsuddin DL, Rahman Arge, Alwi Hamu, dan Syamsu Nur.

“Kita ingin PWI Sulsel kembali jadi rumah besar bagi wartawan. Kita ingin di Gedung PWI Sulsel ada ruangan untuk kumpul-kumpul bagi wartawan, ada semacam Press Club seperti di era kepengurusan Pak Ancu (Syamsu Nur), disediakan fasilitas wifi, tempat diskusi. Perpustakaannya juga diperbaiki. Tiba waktu shalat, kita berjamaah di masjid. Jadi suasananya akrab dan nyaman,” tutur Asnawin.

Menyinggung penetapan panitia konferensi yang menyatakan berkasnya tidak lengkap sebagai calon Ketua PWI Sulsel, Asnawin mengatakan dapat menerima keputusan itu.

“Saya bisa menerima karena saya memang terlambat mengurus perpanjangan KTA. Saya sudah bicara dengan Pak Agus dan Ibu Nurhayana. Saya bilang, kalau terpilih jadi ketua, rangkullah semua anggota, ajaklah semua bersama-sama mengurus dan membesarkan PWI. Jangan karena kemarin tidak mendukung lalu dijadikan musuh. Mereka semua teman, kita semua berteman, kita semua bersaudara,” kata Asnawin.