MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ikut membantu korban gempa di Sulawesi Barat.
Bantuan yang diserahkan antara lain lampu senter, sarung, kain selimut, popok bayi, popok dewasa dan lainnya. Ada juga masker dan hand sanitizer. Selain itu juga diserahkan bantuan tenda ukuran 4 kali 6 dan 6 kali 12. Total bantuan mencapai Rp342 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bantuan Ditjen Dikti diserahkan kepada L2Dikti Wilayah IX Sulawesi dan selanjutnya diserahkan ke BPPAUD dan Universitas Tomakaka Mamuju.
Universitas Tomakaka Mamuju juga mengalami rusak parah akibat gempa yang terjadi pekan lalu. Kampus yang semula berlantai tiga itu kini rata dengan tanah.
Ketua L2Dikti Wilayah IX, Prof Dr Jasruddin berterima kasih kepada Dirjendikti dan Sesdirjen Dikti beserta seluruh bagian dalam lingkupnya atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan untuk menjadi bagian dari penyaluran bantuan tersebut. Dengan kepercayaan ini, LLDikti Wilayah IX lebih bersemangat lagi untuk melakukan program bantuan dan lebih khusus lagi program recovery pasca gempa.
Jasrudein mengatakan LLDikti IX akan berkoordinasi dengan Satgas Penangulangan bencana Pemprov Sulbar. Dengan demikian bantuan akan terkontrol dengan baik sehingga bantuan masyarakat itu tepat sasaran dan menyelesaikan masalah secara tuntas tidak hanya saat ini tetapi untuk ke depan.
Untuk ke depan, kata dia sudah ada signal dari Kemendikbud melalui Dirjen Dikti dan Dirjen Diksi untuk recovery khususnya untuk bidang pendidikan. Siswa dan mahasiswa harus bisa kembali belajar secara normal dalam waktu singkat.
“Oleh sebab itu saya berharap kepada saudara saudara kita masyarakat Sulbar utk terus semangat. Percayalah bahwa seluruh komponen bangsa turut merasakan musibah ini. Jjladi saudara-saudara semua tidak sendiri. Ada Pemerintah daerah hingga pusat serta seluruh lapisan masyarakat,” kata Jasruddin.
“Bangkit dengan keyakinan bahwa ini adalah bagian dari perjuangan hidup. Jika memungkinkan cepat kembali ke rumah dan menjalani kehidupan seperti semula dan tetap dalam pengawasan Satgas Penanggulangan Bencana,” katanya lagi.
Mantan Direktur Pascasarjana UNM ini juga berharap semua tim relawan tidak hanya fokus pada keadaan hari ini tetapi bagaimana menyelesaikan imprastruktur dan trauma akibat bencana.