MAJENE, UJUNGJARI.COM — Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, pusat gempa berada di darat, 6 kilometer timur laut Majene di kedalaman 10 kilometer. Gampa tidak berpotensi memicu tsunami.
Gempa dirasakan kuat di Majene dalam skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Majene, skala III di Palu, dan II di Makassar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan terkait kerusakan yang terjadi akibat gempa Majene 6,2 yang mengguncang pada Jumat dini hari.
Gempa Majene 6,2 terjadi selang sehari dari lindu 5,9 yang mengguncang pada Kamis 14 Desember 2021 pukul 14.35 Wita. Pusat gempa berada di darat, tepatnya 2.99 LS, 118.89 BT 4 kilometer barat laut Majene, pada kedalaman 10 kilometer.
Gempa ini juga dirasakan sejumlah daerah, seperti Polman, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu, dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan BMKG, Bambang Satiyo Prayitno.
Bambang mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat gempa sebelum kembali ke rumah,” ujar Bambang.
Guncangan gempa Majene 5,9 membuat sejumlah warga mengungsi. Ruslan salah seorang warga Majene mengatakan, akibat gempa bumi itu, banyak warga yang meninggalkan rumah mereka, terutama yang tinggal di pesisir pantai.
Sejumlah rumah warga juga dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa ini. “Warga di Somba (daerah pesisir) mulai mengungsi ke arah pegunungan,” kata Ruslan.
Hal sama juga terjadi di Mamuju, sejumlah warga mulai mengungsi ke daerah pegunungan usai gempa bumi. Bahkan, salah satu bagian di rumah jabatan Ketua DPRD Sulawesi Barat dilaporkan roboh.
“Banyak warga mulai naik ke Kelapa Tujuh (daerah tinggi). Rujab ketua DPRD juga ada yang roboh,” kata Randi, salah seorang warga Mamuju. (**)