MAKASSAR,UJUNGJARI.COM– Gubernur Sulawesi-Selatan, Prof HM Nurdin Abdullah menyebutkan kota dengan produksi sampah besar membutuhkan teknologi insinerasi dalam pengolahannya, termasuk Kota Makassar membutuhkan incenerator. Teknologi pembakaran sampah ini dapat menghasilkan panas sebagai energi pembangkit listrik.
“Incenerator itu menjadi kebutuhan, kalau ini ada maka sampah-sampah yang ada cepat terurai,” kata Nurdin Abdullah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan Pjs Wali Kota Makassar dan perwakilan China National Technical Import and Eksport Corporation (CNTIC) asal Tiongkok di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Minggu, 29 November 2020.
Diketahui, sejumlah negara di Asia disebut mulai melirik proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Kota Makassar. Termasuk CNTIC.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum perseroan Daerah (Perseroda) Sulawesi Selatan (Sulsel) Taufik Fachrudin usai pertemuan menjelaskan, bahwa BUMN Negeri Tirai Bambu ini berencana berinvestasi pada pengolahan PLTSa di Kota Makassar dan sekitarnya dengan investasi penuh 100 persen.
“Jadi ini investasi penuh mereka 100 persen. Jadi Perseroda tadi memfasilitasi bertemu Pak Gubernur dan Pak Wali Kota karena ini memang domainnya ada di Kota Makassar, jadi insyaallah secepatnya. Karena ini masuk dalam program strategis nasional,” jelasnya.
Hadirnya incenerator direncanakan di 12 kota besar di Indonesia. Di Makassar sendiri diharapkan dapat direalisasikan pada bulan Februari 2020 dan akan menjadi kota pertama di Indonesia.
Sementara, Anggota Tim Teknis Pengelolaan Sampah Untuk Energi Listrik (PSEL) Kota Makassar, Saharuddin menyampaikan bahwa CNTIC sudah menyampaikan keinginannya mengolah sampah menjadi energi listrik.
“Mereka sudah bersurat pernyataan minat untuk investasi. Pemerintah Kota juga menjawab silakan dengan syarat mereka harus melakukan berapa hal,” sebutnya.
Meski begitu, kata Sahar, Pemkot Makassar tetap membuka peluang kepada negara yang berminat berinvestasi pada proyek PLTSa Kota Makassar.
“Semua harus ikut proses. Kalau ada investor berminat Pemkot mempersilahkan untuk melalui proses. Melakukan pre FS, FS dan menyatakan minat,” paparnya.
Ia berharap studi kelayakan bisa dilakukan secepatnya. Sehingga proses lelang tender bisa dimulai. Sekaligus melanjutkan pembahasan skema kerjasama proyek.
“Sebelum tender ini harus ada finalisasi studi dulu atau FS-nya, FS itukan panjang dikerjakan, bisa sampai dua satu tiga bulan,” jelasnya.(*)