MAKASSAR, UJUNGJARI–Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman, Erwin Aksa angkat bicara terkait tren elektabilitas empat kandidat Pilwalkot Makassar 2020 yang dirilis sejumlah lembaga riset selama tiga bulan terakhir.

Erwin yang telah malang melintang di dunia politik dimana ia pernah menjadi king maker duet Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta, membaca survei tersebut lewat kacamata pengalamannya yang hampir paripurna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Pengalaman saya di Pilkada sebelumnya, kalau tren paslon sudah naik, bakal naik terus. Kalau sudah turun, biasanya turun terus dan susah untuk didongkrak,” terang Erwin di Warkop Sija Sawerigading, Makassar, Sabtu (21/11/2020) malam.

Dari September hingga pekan pertama November 2020 ini, ditemukan fakta dari tiga lembaga survei (SMRC, CRC, dan SSI) bahwa pasangan nomor urut 1 Danny-Fatma mengalami kemerosotan elektabilitas hingga 3% atau dari 41,9% merosot ke 38,5%.

Sementara rival terberatnya, Appi-Rahman di waktu dan lembaga survei yang sama menunjukan tren elektabilitas yang melejit hingga menyentuh angka 13% atau dari 17,8% meroket ke 30%.

Sedangkan jumlah swing voters cukup tinggi. Terbaru dari Lembaga Script Survei Indonesia (SSI) yang melakukan survei pada 1-8 November 2020 menyatakan swing voters mencapai 30,98%.

Dari hasil bisa dilihat bahwa meski calon petahana unggul namun trennya terus menurun dari waktu ke waktu.

“Lebih dari 60 persen ingin ada pemimpin baru. Angka itu semakin menguat bahkan bertambah.  Karena dari pemimpin sebelumnya tidak sesuai harapan mereka. Trend Appi naik ekponensial. Danny turun, karena masyarakat mulai sadar banyak kerjanya yang mangkrak, banyak korupsi, kebohongan publik dan sebagainya,” tegas Erwin.

Erwin Aksa menambahkan jika lembaga survei internal tim Appi-Rahman yang berasal dari Jakarta terus melakukan survei tiap pekannya, dan hasilnya sangat menggembirakan, dan pekan lalu sudah crossing dengan kandidat nomor satu.

Crossing artinya angka elektabilitas Appi-Rahman yang tadinya di bawah sudah melampaui angka elektabilitas Adama yang semula tinggi namun turun terus.

“Alhamdulillah, Ini menggembirakan hasil yang diraih Appi-Rahman dengan kerja-kerja Tim yang kian massif serta dukungan warga Makassar. Lembaga survei yang bekerja tiap pekannya melaporkan jika survei Appi-Rahman sudah melampaui paslon yang selama ini disebut-sebut unggul (Adama) “, jelas Erwin Aksa.

Oleh karena itu, lanjut Erwin, Makassar harus dipimpin oleh pemimpin yang mau mendengar aspirasi masyarakat, punya visi jelas dan matang.

“Makassar harus keluar dari problem Covid 19. Itu dulu yang utama. Makassar harus dipimpin oleh orang yang mau mendengar aspirasi masyarakat. Kita harus benar-benar down to earth. Sehingga saya terpanggil karena ingin pemimpin yang tidak keras kepala,” pungkasnya.(*)