Oleh: Mudassir Hasri Gani (Calon Bupati Barru)

Selama banteng-banteng Indonesia masih berdarah merah yang dengan setitik darah tercurah di kain putih akan membuat bendera merah putih, selama itu juga kita tidak akan membawa bendera merah putih untuk menyerah kepada siapapun jugaselama banteng-banteng Indonesia masih berdarah merah yang dengan setitik darah tercurah di kain putih akan membuat bendera merah putih, selama itu juga kita tidak akan membawa bendera merah putih untuk menyerah kepada siapapun juga“…selama banteng-banteng Indonesia masih berdarah merah yang dengan setitik darah tercurah di kain putih akan membuat bendera merah putih, selama itu juga kita tidak akan membawa bendera merah putih untuk menyerah kepada siapapun juga…,” Bung Tomo, 10 November 1945.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tepat hari ini, 10 November 2020 adalah peringatan Hari Pahlawan Nasional dengan hadirnya Keppres No. 316 Tahun 1959. Peringatan Hari Pahlawan Nasional menjadi bagian sejarah penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Berawal dari kedatangan tentara Inggris di Surabaya dengan tujuan untuk mengambil senjata Jepang, membebaskan tawanan perang hingga memulangkan tantara Jepang. Namun tentara Inggris yang tergabung dalam pasukan sekutu turut membawa tentara Belanda dengan tujuan untuk mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda.

10 November menjadi awal pertempuran sengit di Surabaya selama kurang lebih tiga minggu dalam mempertahankan kemerdekaan dengan tentara sekutu. Pertempuran tersebut berdasarkan buku karya Frank Palmos Surabaya 1945: Sakral Tanahku. setidaknya 15 ribu warga Indonesia yang tewas dalam pertempuran. Perjuangan yang terus menerus dilakukan para pejuang memberikan kemenangan untuk Indonesia. Dahsyatnya perang ini sehingga dinamakan sebagai The Battle of Surabaya.

Apa yang dapat kita pelajari?

Perlu diketahui bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan saat itu banyak diinisasi oleh para pemuda. Tercatat nama-nama seperti Roeslan Abdulgani, Maliki, Doel Arnowo, Ruslan Wongsokusumo, Sumarsono, Kusnadi, Sudirman hingga yang paling kita kenal adalah Bung Tomo. Mereka memiliki peran dalam membentuk organisasi sebagai upaya perlawanan terhadap penjajah.

Des Alwi dalam bukunya Pertempuran Surabaya November 1945 (2012) mengungkap sekitar 100 ribu pemuda menjadi bagian yang berjuang melawan pasukan Inggris dan Belanda. Peran pemuda yang gigih dan semangat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan patut menjadi pelajaran dimasa sekarang. Sudah sejak dulu pemuda Indonesia memiliki potensi yang besar serta memiliki peran sentral dalam sejarah dan perkembangan bangsa. Sekarangpun potensi pemuda masih sangat besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 mengungkap jika jumlah pemuda usia 20-40 tahun mencapai 83 juta jiwa. Jumlah tersebut melebih sepertiga dari total penduduk Indonesia.

Refleksi dari perjuangan para pemuda dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan harus diresapi dan dimaknai bagi pemuda sekarang. Kegigihan untuk mencapai sesuatu harusnya menjadi modal berharga yang dapat diterapkan pemuda
sekarang.Pemuda hari ini tidak lagi dihadapkan pada kondisi perang seperti yang lalu. Pemuda hari ini tidak lagi harus memegang senjata untuk mempertahakan kedaulatan Indonesia.

Tantangan pemuda hari ini tentu sudah berbeda dari kondisi dahulu. Jika kita merujuk data yang dirilis oleh Kementerian PPPA dan BPS tahun 2018, pemuda hari ini memiliki bekal sekaligus tantangan untuk berkembang dalam
memajukan bangsa. Dekat sosial media; Kreatif, efesien, punya passion dan produktif; Dinamis, ingin serba cepat; Open minded, kritis, dan berani menjadi modal pemuda hari ini.

Hal tersebut juga didukung dari penelitian Alvara Research Center tahun 2017 yang menunjukkan jika pemuda hari ini memiliki ciri kreatif, percaya diri dan memiliki akses konektivitas yang besar. Menjadi tantangan sekaligus peluang untuk memnafaatkan sematan yang diberikan terhadap pemuda. Pemuda mesti menjadi pembaharu melalui berbagai bidang yang sesuai dengan passion masing-masing. Berbagai ruang yang diberikan harusnya dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan kreativitas.

Pemuda juga harus mengambil peran dalam memberikan pengaruh terhadap kemajuan daerahnya. Menjadi sosok sentral melalui tindakan nyata akan membuat pemuda memiliki pengaruh sehingga terus memberikan kontribusi. Akhir kata, sejarah telah membuktikan bahwa pemuda memiliki peran sentral, sebagai pembaharu dan memiliki pengaruh dalam perkembangan bangsa. Pemuda hari ini harusnya dapat mengambil insight untuk berperan lebih dan beragam demi kemajuan bangsa dan daerahnya. Muda pembaharu, Muda berpengaruh. Selamat hari pahlawan.