MAKALE, UJUNGJARI.COM — Dalam kurun waktu Januari-November 2020, sudah 12 orang warga Tana Toraja yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Terakhir, kasus gantung diri dilakukan warga Lembang Kayuosin FM (17) warga kecamatan Rembon. Korban FM meninggal gantung diri, Rabu (4/11/2020).
Motif ke-12 warga Tana Toraja yang gantung diri bervareasi, selain karena persoalan rumah tangga orang tua cerai, juga kurangnya kontrol dan pengawasan, depresi, hingga persoalan utang piutang.
“Fenomena memilukan di Tana Toraja ini, perlu perhatian serius, sebab bila tidak dilakukan pencegahan kedepan berapa banyak masyarakat Tana Toraja nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” ujar aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Yurni Somalinggi, Kamis (5/11) di Makale.
Menurut Yurni, pencegahan dini solusi tepat atasi gantung diri didaerah ini dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta semua stake holder melalui pendekatan keyakinan. Sebab begitu kompleksnya persoalan kerap membelit kehidupan didalam keluarga.
Demikian pula banyaknya warga sedang mengalami persoalan tertutup sehingga kendala bagi P2TP2A, dan ormas, serta petugas lainnya melakukan pendampingan.
“Untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terulang, idealnya warga membuka diri dan melaporkan agar segera mendapat bantuan pendampingan,” terang Yurni. (agus)