MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) telah melaksanakan Musyawarah Nasional (Munas), 5-6 November. Hasilnya, Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna resmi menjadi Ketua Umum PP PBSI 2020-2024.

Agung terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional yang berlangsung di JHL Solitaire Gading Serpong, Tangerang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam siaran pers PP PBSI, ketua tim penjaringan Edi Sukarno menjelaskan bahwa ada dua bakal calon yang telah mendaftarkan diri. Selain Agung ada juga Ketua Pengurus Provinsi Banten Ari Wibowo.

Kedua bakal calon telah menyerahkan persyaratan yang ditentukan. Termasuk yang terpenting adalah surat dukungan pengprov. Agung menyerahkan total 29 surat dukungan.

Berdasarkan hasil verifikasi, ada enam surat dukungan dari Agung yang tidak sah. Itu datang dari Nusa Tenggara Barat, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Jambi, dan Maluku Utara. Dengan demikian, dari total 29 surat dukungan, ada 23 surat dukungan yang dinyatakan sah.

Di sisi lain, Ari gagal maju sebagai calon ketum. Sebab dari 10 surat yang menjadi syarat dukungan minimal, hanya lima yang sah. Yakni dari pengprov PP PBSI Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, DI Aceh, dan Nusa Tenggara Barat.

Tak hanya memilih ketua umum, Munas PBSI juga menetapkan sembilan orang dewan pengawas. Salah satu yang terpilih dengan suara terbanyak adalah Ketua PBSI Sulsel, Devo Khadafi.

“Alhamdulillah terpilih sebagai dewan pengawas PP PBSI periode 2020-2024 dengan suara terbanyak 27 suara dari 34 provinsi,” kata Devo.

Selain dirinya, 8 orang Dewas PBSI lainnya adalah H Ferli, Abdullah F, Suripno, Amrullah, Ahmad Wiyagus, Winurjaya, Hasan Basri dan Suharto.
“Untuk penentuan Ketua Dewas PBSI akan dibicarakan dalam rapat berikutnya,” jelas Devo.

Setelah ini PP PBSI akan membentuk kepengurusan baru. Ada lima orang formatur yang akan menyeleksi nama-nama. Selain Agung yang menjadi ketua formatur, di sana juga ada Manuel HV Pangkong (Papua Barat), Eduart Wolok (Gorontalo), Alex Tirta (DKI Jakarta), dan Edi Sukarno (Riau). (*)