MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Ada banyak bukti-bukti mayoritas masyarakat Kota Makassar menginginkan dipimpin pasangan M Ramdhan Pomanto-Fatmawati (Danny-Fatma) selama lima tahun ke depan. Salah satunya, warga berinisiatif menyiapkan lokasi kampanye untuk pasangan nomor urut 1 itu.

Hal ini tak lepas dari kerinduan warga atas kepemimpinan Danny pada tahun 2013-2018. Antusiasme itu juga dengan hadirnya Fatma sebagai satu-satunya representasi kaum perempuan di Pilkada Makassar 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Inisiatif warga menyiapkan lokasi kampanye, bisa dikata merata di 15 kecamatan se Kota Makassar. Mereka pun intens berinteraksi dengan tim pemenangan ADAMA’ (akronim Danny-Fatma) agar kampanye berlangsung sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

“Periode lalu Pak Danny sangat berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Hal itu sudah mendapat pengakuan dari dalam maupun luar negeri. Makanya kami tak akan berpaling sedikit pun,” kata Agus Salim, salah satu ketua RT di Kelurahan Panaikang belum lama ini.

Keputusan Danny menggaet Fatma, kian menambah optimisme warga. Khususnya kaum emak-emak. Tak sekadar menyiapkan titik, warga pun secara sukarela menyambut dengan berbagai kreatifitas.

“Kehadiran Bu Fatma mendampingi Pak Danny membuat pasangan ADAMA’ semakin mudah diterima oleh masyarakat. Sudah lama kita menantikan seorang pemimpin perempuan. Semoga Danny-Fatma kelak diberi amanah sebagai wali kota dan wakil wali kota Makassar,” tambah Tenri Miranti, salah satu anggota majelis taklim di Kelurahan Barombong.

Aksi serupa, juga dilakukan oleh lintas komunitas pendukung ADAMA. Selain menyiapkan titik tatap muka, mereka juga setia mendampingi hingga kampanye berakhir.

Keberpihakan mayoritas rakyat Makassar terhadap Danny-Fatma, wajar membuat duet nomor urut 1 ini menjadi sasaran empuk berita bohong alias hoaks. Cara-cara tersebut dilakukan sebagai upaya pengalihan isu atas masifnya gelombang dukungan lintas elemen terhadap Danny-Fatma.

Meski demikian, tak terbersit sedikitpun keinginan Danny-Fatma untuk membalas tindakan oknum-oknum perusak demokrasi tersebut. Fatma misalnya, selalu mengingatkan tim dan simpatisannya untuk mengedepankan konsep adu gagasan dan program dalam kontestasi demokrasi ini.

“Jangan hanya karena beda pilihan kita justru saling menjatuhkan. Mari jadikan ajang Pilwalkot Makassar ini sebagai kontes adu gagasan dan program. Tidak ada pendukungnya ADAMA’ yang sering menebar hoaks dan pesan kebencian,” demikian Fatma. (*)