MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Menutup kampanye dialogisnya, calon Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto bertatap muka dengan warga di Jalan Baruga Sejahtera, Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Jumat (30/10/2020).

Ada beberapa persoalan dan keluhan warga ditanggapi langsung Danny Pomanto. Seperti masalah insentif para pengelola Ipal Komunal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Azis, selaku ketua RT setempat bilang, seharusnya pengelola Ipal Komunal diperhatikan. Apalagi dia bersama ratusan rekannya mengelola air kotoran warga.

“Kami di group WA (WhatsApp) pengelola Ipal tanyakan, seumpama ada calon duduk nantinya, mohon diperhatikan itu namanya Ipal Komunal. Ke depannya agar diperhatikan insentifnya,” harap dia saat diberi kesempatan berdialog dengan Danny Pomanto.

Bukan hanya itu, Azis juga menitip keluhan rekannya. Soal insentif penasehat wali kota (RT/RW) yang terabaikan.

“Terus ke depannya, ada beberapa tempat di Parangloe belum ada pipa penyambung air PAM-nya. Mohon diperhatikan,” pintanya lagi.

Sementara Saharuddin mengeluhkan soal sulitnya warga mendapat kesempatan bekerja. Meski diketahui, Parangloe juga termasuk wilayah kawasan industri.

“Ada beberapa masyarakat kita yang sampai sekarang susah dapat kerjaan, termasuk saya. Kalau saya baru kena PHK. Mudah-mudahan kalau bapak menang, ada yang bisa diberikan ke kami,” ungkapnya.

Permasalahan lainnya diutarakan Saharuddin. Itu soal pendidikan anak-anak di Parangloe. Sulit melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.

Hal itu dikarenakan, sistem yang diterapkan pemerintah. Tentang zonasi.

“Jarak sekolah ke kami sangat jauh pak. Jadi ini mungkin nanti dijadikan pertimbangan agar bisa anak-anak tidak susah cari sekolah, khususnya negeri,” ucap dia.

Di kesempatan ini, Danny menjawab permasalahan itu. Soal insentif pengelola Ipal Komunal terlebih dahulu. Dia bilang akan dimasukkan ke daftar program ADAMA (akronim Danny-Fatma).

“Saya akan masukkan dalam daftar (program, sama dengan kader KB, kader posyandu, dan guru PAUD, kemudian punggawata. Termasuk insentif punggawata. Kemudian guru mengaji, pemandi jenazah, imam masjid, insyaAllah saya akan hapuskan semua insentif tahunannya. Saya ganti dengan insentif bulanan,” timpalnya.

“Pokoknya kerja kita adalah meningkatkan PAD dengan target mencapai Rp 2 triliun. Kalau sudah mencapai, kita selesaikan semua,” pungkas Danny Pomanto melanjutkan.

Tentang air bersih atau PAM, kata anak lorongnya Makassar itu, dirinya sudah mendesain solusinya di periodenya yang lalu. Saat masih menjabat wali kota.

Hanya karena persoalan waktu, rencana itu tidak terselesaikan. Masa periodenya habis.

“Menganai PAM, InsyaAllah kita punya sumber air baku baru di ujungnya sungai Tallo. Itu sudah bisa ambil, tapi sumbernya kemarin kesulitan. Sudah selesai mi studinya, tapi saya kehabisan waktu saat itu. InsyaAllah kita menang, kita selesaikan. Kalau itu dapat, mulai Tamalanrea sampai di Untia itu selesai semua. Jadi pak RT, tungguma,” papar calon wali kota bernomor urut satu itu.

“Kalau persoalan sekolah harusnya itu tidak boleh ada sistem lokasi seperti itu. Kenapa? karena SMA itu tidak menyebar merata. Tapi ini rananya provinsi. InsyaAllah kalau kota, kita pikirkan. Karena di zaman saya dulu kita mengerti masyarakat. Saya tanya, dulu di zaman saya, susah tidak anak-anak SD dan SMP,” tanya Danny Pomanto disambut tepuk tangan warga.

Lalu mengenai lapangan pekerjaan, Danny Pomanto sebut telah menyiapkan peluang bisnis. Untuk 100.000 peluang usaha baru.

“Kami punya program 5.000 lorong wisata. Peluang bisnis, 100.000 usaha baru. Saya punya komitmen ini. Bayangkan kalau 5.000 lokasi dikali 20 orang saja, itu 100.000. Seperti itu pak. Ada dalam program strategis kami,” kuncinya menutup dialog. (**)