MAKALE, UJUNGJARI.COM — Ribuan perawat dan bidan di Tana Toraja sejak tahun 2017 hingga 2020 tidak menerima insentif dari Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas Kesehatan.
Kondisi ini membuat para perawat dan bidan di beberapa Puskesmas dan Pustu memberikan pelayanan tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibatnya pelayanan medis dipelosok terpencil banyak ditutup, utamanya ditengah Pandemi Covid-19.
“Hak kami tidak dibayarkan, sementara tanggungan ekonomi keluarga terus meningkat, belum lagi transport ketempat tugas, kami sangat menjerit,” kata bidan Esterina Tjoeng.
Menurut Esterina, sudah empat tahun jasa dan pengabdian kami tidak dihargai, meskipun setiap saat ditanyakan ke Dinas Kesehatan, itupun kalau dibayar hanya 6 bulan, sisanya siapa yang nikmati.
Kalau kami mogok pelayanan wajar sebab pengabdian dan jasa medis kami tidak diperhitungkan, sangat terasa hak kami dimainkan pemerintah daerah.
“Dibandingkan saat Theofilus Allorerung berkuasa hak kami lancar, kalaupun tertunda tidak sampai tahunan, kalau sekarang buruk sekali pelayanan Pemda,” imbuh Esterina. (agus)