Istilah milenial mungkin tidak asing lagi di telinga kita. Dibanyak referensi menyebutkan jika generasi milenial merupakan generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000-an. Sebuah generasi yang memiliki potensi dan semangat dalam berkarya. Beberapa penelitian telah menyebutkan jika generasi melenial merupakan generasi yang unik. Salah satunya temuan dari Alvara Research Center yang mengungkap jika terdapat 3 karakter dari generasi milenial, yakni kreatif, pandai bersosialisasi dan percaya diri.
Generasi milenial memiliki ciri kreatif yang out of the box, memiliki beragam ide dan gagasan. Generasi milenial juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan berani mengungkapkan pendapatnya. Terakhir, generasi milenial memiliki koneksi yang besar karena akses media sosial dan komunitas yang banyak diikuti. Indonesia sendiri berdasarkan data dari BPS tahun 2020 menyebutkan jika penduduk usia generasi milenial (20 hingga 40 tahun) sebesar 83 juta jiwa. Jumlahnya yang melebihi sepertiga dari penduduk Indonesia ini merupakan bonus demografi yang seyogyanya dimaksimalkan dalam pembangunan daerah.
Milenial Barru Generasi Macca
Kabupaten Barru tidak terlepas dari besarnya generasi milenial. Data dari BPS Kabupaten Barru tahun 2020 menyebutkan jika generasi milenial (usia 20 hingga 40 tahun) mencapai 26,78 persen dari total penduduk. Begitu besarnya generasi milenial Kabupaten Barru sehingga menjadi peluang dan tantangan dalam membentuk generasi ini menjadi generasi macca.
Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa generasi milenial yang unik dan memiliki potensi jumlah yang sangat besar. Kabupaten Barru sendiri merupakan kabupaten yang memiliki potensi sumber daya yang besar dan memiliki potensi untuk berkembang.
Kabupaten Barru memiliki pertumbuhan ekonomi ketujuh tertinggi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan data dari BPS, pertumbuhannya mencapai 7,41 persen yang sebelumnya 6,49 persen. Pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional.
Selain itu, pendapatan per kapita Kabupaten Barru mencapai 41,9 juta pada tahun 2019. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sendiri mencapai 70,6. Sedangkan kualitas daya beli menyentuh angka 10,75 juta.
Peningkatan sumber daya manusia Kabupaten Barru tidak terlepas dari potensi sumber daya alam yang melimpah. Guru Besar Universitas Hasanuddin, Prof. Mursalin mengungkapkan jika Kabupaten Barru memiliki potensi alam yang besar. Mulai dari hasil pertanian, kelautan, perkebunan hingga peternakan.
Namun masih banyak potensi lainnya yang belum dapat dimaksimalkan. Potensi tersebut yakni tambang batu dan pertambangan lainnya. Selain itu, potensi lainnya sumber daya alam lainnya yang belum dimaksimalkan yakni sutra. Prof. Mursalin berpendapat jika baru 25 persen lahan sutra yang difungsikan.
Besarnya potensi penduduk ditambah dengan potensi sumber daya alam yang ada di Kabupaten Barru seyogyanya menjadi perhatian serius yang stakeholder. Ada beberapa yang seyogyanya dilakukan memaksimalkan potensi milenial Barru menjadi generasi macca.
Pertama, meningkatkan angka pendidikan hingga pendidikan tinggi. Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan menjadi modal dasar dalam mendapatkan pengetahuan dan pola pikir yang baik.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Barru, terdapat 19,65 persen yang tidak memiliki ijazah dan hanya 10,4 persen yang sampai pada tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan angka buta huruf sendiri mencapai 9,53 persen lebih tinggi dari rata-rata Sulawesi Selatan sebesar 7,55 persen. Hal ini menjadi tantangan bagaimana mengurangi jumlah penduduk yang buta huruf dan tidak memiliki ijazah serta menaikkan jumlah penduduk agar sampai pada pendidikan tinggi.
Kedua, memberikan kesempatan generasi milenial sebagai pembuat kebijakan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa generasi milenial merupakan generasi kreatif, pandai bersosialisasi dan percaya diri. Namun yang jadi masalah adalah ruang yang tidak terbuka lebar bagi generasi milenial sebagai pembuat kebijakan.
Seringkali statement yang didapatkan generasi milenial dari generasi yang lebih senior adalah masih bau kencur, anak muda bisa apa, tunggu saatnya nanti. Sebuah pernyataan yang mendiskreditkan generasi milenial agar bisa berkembang.
Sedangkan jika kita melihat generasi milenial sebagai pembuat kebijakan telah banyak di berbagai daerah. Di DPR RI misalnya, terdapat 72 orang yang berada di usia 40 tahun ke bawah. Belum lagi jika melihat pemimpin daerah misalnya M. Zainul Majdi yang menjadi gubernur NTB di usia 36 tahun. Mardani Maming, menjadi bupati Tanah Bumbu di usia 29 tahun. Adnan Yasin Limpo menjadi bupati Gowa di usia 29 tahun.
Masih banyak lagi generasi milenial menjadi pembuat kebijakan di berbagai daerah di Indonesia. Inovasi yang tinggi, akses teknologi yang lebih baik hingga bersikap terbuka dan berkolaborasi menjadi modal generasi milenial sebagai pembuat kebijakan.
Generasi milenial dengan segala potensi kemampuan yang dimiliki menjadi modal besar dalam pembangunan daerah. Generasi milenial seyogyanya diperhitungkan dan diberikan ruang dalam pengambilan kebijakan di daerahnya.
Mewujudkan milenial Barru menjadi generasi macca bukan pekerjaan mudah. Tentunya pelibatan stakeholder terkait dibutuhkan agar generasi macca dapat diarahkan dan dimaksimalkan potensinya dalam memajukan Kabupaten Barru. (Penulis: Mudassir Hasri Gani, Calon Bupati Barru)