MAKASSAR, UJUNGJARI- Beranjak dari keprihatinannya melihat kasus kematian  akibat dan komitmen membantu Pemerintah Sulsel memerangi pandemi Covid-19, pengusaha nasional Erwin Aksa memprakarsai terbentuknya gerakan masyarakat madani bernama “Masyarakat Sulawesi Selatan Peduli Covid-19”.

Putra pengusaha senior dan mantan Wakil Ketua MPR-RI Aksa Mahmud itu, meresmikan mulai bekerjanya lembaga informal yang mendapat dukungan penuh “Bosowa Peduli” tersebut, Minggu (4/10/2020) di Hotel Aryaduta Makassar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini bukan lembaga formal, tetapi murni gerakan civil society (masyarakat madani) yang memiliki corcern terhadap perkembangan penanganan Covid-19,” kata Erwin Aksa usai melakukan diskusi terfokus (Focus Group Discussion) yang menandai mulainya bekerja organisasi tersebut.

“Kita prihatin melihat perkembangan covid-19 ini. Kita tidak mau lock down lagi, ekonomi mati, masyarakat makin susah hidupnya, pemerintah pun kesulitan. Sebagai warga negara asal Sulsel saya memprakarsai gerakan ini untuk berkontribusi dan membantu Gubernur Sulsel. Semua elemen bangsa, pemerintah maupun swasta harus turut berkontribusi, dalam kebersamaan yang bersifat partisipatif,” katanya.

Erwin menjelaskan, gerakan ini akan melakukan serangkaian FGD yang melibatkan semua profesi berbagai bidang keahlian kesehatan yang terkait dengan penanganan Covid. Bukan hanya profesi medis dengan aneka macam spesialisasinya, tetapi juga profesi lain seperti ekonom, sosiolog, hukum, ahli pemerintahan, dan lainnya.

“Nah dari serangkaian FGD tersebut gerakan masyarakat ini harus melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang akan dikontribusikan kepada pemerintah. Nanti jadi acuan bagi Gubernur Sulsel, pemerintah kabupaten/kota, bahkan pemerintah pusat untuk mengambil kebijakan-kebijakan intervensi penanggulangan Covid-19,” katanya.

Untuk menjalankan gerakan ini, Erwin menunjuk Direktur Bosowa Energy Azhary Sirajuddin selaku Ketua Organizing Committee yang akan mengurus fasilitasi keperluan terlaksananya serangkaian FGD, kerjasama antar kelembagaan.

Sementara Prof  Dr Nadjib Bustan, ahli epidemologi senior lulusan Amerika ditunjuk sebagai Ketua Steering Committee yang bertugas mengarahkan jalannya serangkaian diskusi sampai melahirkan rekomendasi.

Mantan Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Idrus Paturusi yang bergabung FGD perdana lewat aplikasi zoom karena berada di Jakarta, menyambut baik dan salut atas prakarsa Erwin Aksa ini.

“Gerakan ini harus melahirkan, bukan sekadar rekomendasi yang hanya akan disimpan, tetapi strong recomendation bernilai tambah yang benar-benar dapat dieksekusi oleh pemerintah karena memiliki basis disiplin ilmu yang kuat dan beragam sehingga efektif diterapkan dalam penanggulangan masalah,” papar Prof Idrus yang pernah positif terpapar Covid-19 namun berhasil sembuh.

Erwin sepakat dan membenarkan saran Idrus. Harus dilahirkan rekomendasi untuk dipakai pemerintah (gubernur) sebagai acuan dalam mengambil kebijakan-kebijakan intervensi.

“Jakarta lock down lagi, semua orang tinggalkan Jakarta lalu ke Jawa Barat di sana lagi meningkat kasus positifnya. Ini karena kebijakan pemerintah daerah yang bersifat parsial. Nah kita harapkan pemerintah Sulsel fokus dulu pada kawasan Mamminasata, yaitu Makassar, Maros, Sungguminasa (Gowa), Takalar. (*)