ikut bergabung

Setelah Pecahkan Rekor MURI, Beras “Santet” Asal Enrekang Kini Kantongi lagi Sertifikat IG Dari Kemenkumham


Sulsel

Setelah Pecahkan Rekor MURI, Beras “Santet” Asal Enrekang Kini Kantongi lagi Sertifikat IG Dari Kemenkumham

ENREKANG,UJUNGJARI–Beras Pulut Mandoti salah satu beras lokal jenis ketan wangi langka yang tumbuh di wilayah pegunungan dengan ketinggian sekira 1000 Mdpl di Desa Salukanan dan Kendenan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan ,kini mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI).

Sertifikat tersebut diterima langsung oleh wakil bupati Enrekang, Asman di Hotel Claro kota Makassar dengan nomor IDG 000000097, Kamis (17/09/2020).Beras Pulut Mandoti berwarnah putih kemerah-merahan ini bisa juga disebut beras santet karena aromanya yang wangi khas menyengat dapat tercium hingga radius 100 meter ini mengandung selera saat dimasak.

“Alhamdulillah, semoga membawa berkah dan kesejahteraan buat masyarakat petani pilu’ Mandoti,” tulis Asman di akun Facebooknya sambil memengang sertifikat yang baru ditrimaya dari Kemnkumham.

Sebelumya, dimasa kepemimpinan bupati sebelumya, La Tinro La Tunrung tahun 2010 lalu, beras Pulut Mandoti ini juga pernah berhasil mencatatkan prestasi di Museum Rekor Dunia Indonesia (MuRI). Target rekor MuRI makan sokko Pulu’ Mandoti dengan Dangke.

Menggapi hal tersebut, Jamaluddin Jahid Haneng salah satu putra daerah merasa bangga makanan khas Bumi Massenrempulu asal tanah kelahiranya mendapatkan pengakuan dari Pusat.

“Tentu sebagai putra daerah Enrekang, saya merasa bersyukur dan bangga ditetepkanya tiga desa itu sebagai wilayah pengembangan komonitas padi mandoti,yaitu Desa Salukanan,Pepandungan dan Desa Kendenan masuk zona IG,” kata Jamal, kepada media ini dibalik telpon genggamnya.

Baca Juga :   Tol Layang Pettarani Rampung September, Gubernur Ajukan Jalan Tol Pesisir Selatan ke Menteri PUPR

Dengan adanya IG tersebut, Jamal juga mahasiswa doktor di Universitas Angers, Perancis dan Universitas Udayana, Bali ini berharap kepada pemerintah setempat membuat zonasi ditiga desa tersebut dimana saja lokasi yang selama ini dijadikan kawasan budiadaya varietas Puluk Mandoti karena hanya di Kabupaten Enrekang bisa ada Pulu Mandoti ini.

“Kalau ini bisa dilakukan pemerintah akan berpengaruh banyak hal, yang pertama menjadi kabanggaan aikonya Enrekang dan yang kedua bisa menarik wisatawan.Lagian juga potensi alam kita juga mendukung untuk pengembangana wisata. (suka)

dibaca : 67



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top