MAKASSAR, UJUNGJARI–Ashari Setiawan alias Kama Cappi angkat bicara terkait konfliknya dengan Gazali Abd Rahman. Menurut Ashari, pertengkaran yang berimbas pada terjadinya dugaan pemukulan kepada Gazali, murni karena konflik pribadi dan tak ada kaitannya dengan organisasi.
“Saya memohon maaf sebesar besarnya kepada seluruh kader Muhammadiyah. Apa yang terjadi antara saya dan Gazali adalah masalah pribadi dan spontanitas. Perselisihan ini murni konflik personal dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan posisi Gazali sebagai kader Muhammadiyah dan jabatannya sebagai Ketua Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Makassar. Sekali lagi saya memohon maaf kalau insiden ini membuat teman serta sahabat saya di Muhammadiyah, ada yang tercederai,” tegas Ashari Setiawan didampingi Maslim, Ketua Harian Germak, Avie Dumis (Advokat) dan Azis Jaya (Wakil Ketua Cabang Muhammadiyah Rappocini) di Kanre Rong, Jalan R.A Kartini, Jumat (11/08/2020).
Ashari kepada media juga menampik dengan tegas soal tuduhan, dirinya mengancam Gazali dengan sebilah parang saat cekcok terjadi di depan kantor Pengadilan Negeri Makassar, Jalan R.A Kartini, Selasa, 18 Agustus 2020, lalu.
“Emosi saya tersulut lantaran Gazali terus menatap saya secara sinis tanpa alasan yang jelas. Saya tidak pernah mengancam Gazali dengan parang. Banyak orang yang menyaksikan. Apalagi pada saat itu ada petugas TNI dan Polri berada di sekitar lokasi dalam rangka penegakan protokol kesehatan. Kalau saya mencabut parang pasti saya sudah ditangkap,” kata Ashari.
Pernyataan Ashari diperkuat oleh Adi, salah satu pedagang kopi yang berada di lokasi kejadian. Adi mengaku tidak pernah melihat Ashari membawa parang. Menurut Adi, saat itu ada empat aparat TNI yang sedang berjaga tak jauh dari lokasi kejadian.
“Saya hanya berjarak lima meter dari Ashari dan ada anggota TNI dan Polri yang bertugas menjaga protokol kesehatan. Dan saya tidak pernah melihat Ashari membawa parang,” kata Adi.
Lebih jauh Ashari mengatakan, ada yang janggal seperti dilansir media, dimana korban dikatakan dipukul dari belakang hingga mengakibatkan dua gigi depannya rontok.
“Kalau gigi copot atau patah, pasti mengeluarkan darah. Ini tidak ada sama sekali darah. Saya berada di lokasi itu,” tukas Ashari.
Wakil Ketua Cabang Rappocini, Azis Jaya ikut angkat bicara.
Menurut Azis, dirinya sangat berharap agar masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut Azis, selama ini Ashari juga merupakan salah satu donatur tetap pembangunan Masjid Jabal Nur di Kecamatan Rappocini. (*)