GOWA, UJUNGJARI.COM — Seorang pendaki diketahui bernama Wawan usia 16 tahun meninggal dunia di atas gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan saat sedang beraktivitas mendaki.

Menurut informasi para pendaki lainnya, korban diduga memaksakan diri ke puncak gunung Bawakaraeng untuk melakukan upacara bendera 17 Agustus 2020. Namun niatnya itu tidak terwujudkan sebab Wawan, ternyata tiba-tiba mengalami drop akibat terserang hipotermia atau kedinginan. Diketahui, korban naik ke gunung Bawakaraeng tidak melalui jalur resmi atau melalui Lingkungan Lembanna, Kelurahan Pattapang. Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Korban naik ke gunung melalui jalur lain sehingga tidak terdeteksi oleh petugas pengamanan yang sementara melakukan pemeriksaan dan pendataan pendaki yang masuk melalui Lembanna.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

” Pendaki yang meninggal ini tidak melalui jalur Lembanna. Dia belum sampai di puncak, korban diketahui mengalami serangan hipotermia di pos 9,” kata Kapolsek Tinggimoncong, Iptu Hasan Fadhlyh saat dikonfirmasi, Senin sore.

Kapolsek mengatakan, saat berada di pos 9, korban langsung kedinginan. 

” Saat ini korban sementara dievakuasi oleh SAR gabungan. Korban dievakuasi secara estafet oleh tim SAR hingga ke bawah di perkampungan,” jelas kapolsek.

Dikatakannya, jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, kampung Lembanna memang menjadi salah satu sasaran kunjungan terpadat di wilayah Tinggimoncong atau lebih populer dinamai Malino.

H-2 Hari Kemerdekaan, lebih dari 5.000 pengunjung sudah berada di kaki gunung Bawakaraeng. Dan pada hari H yakni 17 Agustus pengunjung yang didominasi pendaki sudah mencapai 15 ribuan orang.

” Makanya sebelum 17 Agustus, tepatnya dua hari sebelumnya, kami melakukan rapat bersama dengan Tripika untuk memutuskan menutup sementara akses ke puncak Gunung Bawakaraeng. Kita sepakat, tidak boleh ada pendaki ke puncak apalagi mau melakukan upacara di puncak. Hal itu kita lakukan dengan pemikiran menghindari adanya kasus seperti ini,” jelas Iptu Hasan Fadhliyh.

Namun diakuinya, bahwa penumpukan pendaki di ouncak Gunung Bakaraeng tidak hanya bersumber dari jalur Lembanna, namun banyak jalur alternatif.

” Kalau yang teregister di Lembanna itu hanya 3.000 hingga H-2. Sementara 15 ribu yang ada hingga saat ini merupakan data yang teregistrasi di SAR sebagai tim register,”  jelasnya.

Terkait korban Wawan, setelah tiba di Lambanna, korban lalu dievakuasi ke Puskesmas Malino untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan ke keluarganya untuk dibawa pulang ke Makassar, asal korban.

Camat Tinggimoncong Andry Mauritz yang dihubungi mengatakan pihaknya telah mewanti-wanti agar tidak ada kegiatan pendakian ke puncak, kecuali telah disepakati kegiatan rehabilitasi pemulihan lahan gunung dari Pos 1 hingga 5.

” Pendaki yang meninggal karena kedinginan itu naik ke gunung tanpa teridentifikasi petugas pengamanan. Mereka baru ditau setelah dilaporkan mengalami kedinginan dan meninggal dunia kemudian tim SAR melakukan evakuasi. Kami tetap mengimbau kepada para pendaki agar jangan dulu melakukan pendakian karena cuaca di gunung tidak menentu,” jelas Andry Mauritz.-