ikut bergabung

Cerpen Bertajuk ‘Filosofi Pohon’ Hantar  Napi Rutan Klas IIB Sidrap Ini Juara III Nasional


Sulsel

Cerpen Bertajuk ‘Filosofi Pohon’ Hantar  Napi Rutan Klas IIB Sidrap Ini Juara III Nasional

Pernahkah kita memperhatikan bagaimana sebuah pohon yang rindang dapat terus tumbuh
menjulang ke atas namun tidak melupakan untuk melebarkan jangkauan ranting-rantingnya ke
samping. Jangkauan ranting dan dedaunan yang akan melindungi kehidupan lain yang bernaung di
bawahnya.

Pohon tidak akan pernah bertindak egois untuk hanya tumbuh menjulang memenuhi kebutuhannya akan sinar matahari dan melupakan unsur kehidupan lain yang ada di sekitarnya. Setiap helai daunnya menciptakan udara yang menjadi unsur utama makhluk hidup lainnya dalam bernafas. Setiap lembaran daun menciptakan naungan suasana sejuk yang segar dan melahirkan kenyamanan bagi setiap makhluk.

Bahkan ketika dedaunan itu menguning dan jatuh berguguran, ia masih akan bermanfaat dalam menciptakan kesuburan bagi tanah tempat ini menjejakkan akarnya. Batang dan dahan yang kokoh nan kuat menjadi tempat sandaran makhluk dari dalam mengistirahatkan dirinya setelah melewati perjuangan panjang dalam siklus kehidupan.

Batang dan dahan yang juga menjadi saksi kelahiran kehidupan-kehidupan lain yang menggantungkan hidup
mereka pada sebuah pohon. Menggantungkan nasib mereka dalam mencari perlindungan dari para
pemangsa.

Belajar dari filosofi bagian tubuh pada sebuah pohon, sudah selayaknya sebagai seorang insan
berakal untuk pandai mempelajari dan mencari hikmah atas penciptaan diri kita dalam kehidupan.
Seorang manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah dalam hidupnya.

Ia dituntut untuk mampu hidup layaknya sebuah pohon, berjuang untuk bertahan namun disisi lain memberikan penghidupan dan naungan bagi makhluk lainnya.

Baca Juga :   Kapolres Tana Toraja Siap Melayani dan Mengayomi Masyarakat

Mewujudkan suatu keseimbangan dan keselarasan dalam alam. Lakukan dan kerahkanlah upaya terbaik yang bisa kita lakukan dalam hidup. Dedikasikan hidup kita dengan penuh keikhlasan untuk bisa berguna dan bermanfaat.

Sebuah pohon tidak akan menunjukkan amarahnya walaupun badai mencoba untuk merobohkannya Pohon tidak akan membalas akan perlakuan makhluk yang merusaknya bagian tubuhnya. Pohon tidak pernah melayangkan tanda protes ketika ia dipaku dengan berbagai dekorasi saat kampanye pemilu atau momen-momen seperti 17 Agustus.

Pohon tidak mengenal dendam dan marah. Bisa saja, ia berhenti mengeluarkan buahnya sebagai tanda penolakan, bisa saja ia memilih untuk mengerdilkan dirinya dan berhenti menaungi makhluk lain sebagai bentuk pembalasan. Tetapi tidak, sebuah pohon tidak memilih jalan ini. Ia memilih untuk tetap tegar dan kokoh bertahan dengan
makna yang ia miliki.

dibaca : 105

Laman: 1 2 3 4



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top