SOPPENG, UJUNGJARI.COM — Covid-19 telah meluluhlantakkan semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan semua negara dibuat tak berdaya mengahadapi serangan Covid-19. Dia tidak peduli apakah negara miskin atau kaya, negara kecil atau besar, negara maju atau terbelakang.
Semuanya merasakan dampak dari Covid-19 yang sampai kini masih belum ditemukan antivirusnya.
Diketahui Indonesia mulai terkonfirmasi pasien positif Covid-19 awal Maret lalu. Sejak itu, semua kebijakan difokuskan untuk menanganinya.
Social distancing dan physical distancing dipilih untuk memperlambat penyebaran virus tersebut.
Puncaknya, pemerintah menerbitkan PP No 21 Tahun 2020 yang mengatur tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dunia pendidikan pun tak urung harus menyesuaikan dengan situasi.
PSBB yang dipilih dalam dunia pendidikan adalah meliburkan kegiatan belajar mengajar melalui tatap muka, dan menggantinya dengan belajar dari rumah.
Agar proses ini dapat berjalan secara maksimal, pola dalam daring menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari.
Namun pola ini juga tidak berbanding dilurus apa yang diharapkan mungkin bagi Pelajar yang berdomisili di perkotaan tidak ada masalah bagaimana dengan para pelajar yang kebetulan berdomisili di daerah terpencil yang sama sekali tidak terjangkau jaringan internet mereka ibarat kata makan buah simalakama.
Seperti halnya Pelajar dari Datae Dusun Mattirobulu Desa Bulue Kecamatan Marioriawa yang harus meninggalkan rumahnya dengan jarak tempuh hingga 9 KM menggunakan motor demi untuk mendapatkan jaringan untuk belajar supaya tidak ketinggalan pelajaran nya.
Seperti yang di Utarakan Oleh salah satu Pelajar Siswa Kelas XI MAN 2 Soppeng Kelurahan Manorangsalo Kecamatan Marioriawa, Nur Intang yang hampir tiap hari keluar dari kampung nya bersama teman temannya untuk belajar daring.
Hampir setiap hari Pak saya keluar bersama teman teman kesini karena disiniji ada jaringan kata Nur Intang kepada BKM, Rabu (06/05/2020).
Nur Intang menambahkan bahwa untuk sampai ditempat ini kami butuh waktu kurang lebih satu jam itu pun jika tidak hujan kalau hujan karena jalanan jelek dan becek biasa kita tempuh satu jam ujarnya.
Saya berharap mudah mudahan Covid19 ini cepat berakhir sehingga kita bisa belajar lagi disekolah harap Intang.
Pantauan BKM dialokasi para pelajar ini ada yang belajar diatas batu dan ada yang belajar di motornya dengan menggunakan hp Android.
Terpisah salah satu orang tua siswa yang namanya tidak mau dimediakan mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan pemerintah setiap siswa hanya belajar dirumah itu tidak efektif soalnya terkadang saya lihat pesan yang dikirim oleh guru hanya meminta untuk memfoto kegiatan belajar baru dikirim melalui pesan WhatsApp, selain itu terkadang ada juga tugas yang berupa essai yang harus diisi saya rasa hanya tambah bodo saja anak anak.
Nanami lagi harus pi kita beli data untuk dipakai internet selain itu tidak semua orang punya hp android disisi lain kita juga butuh biaya hidup yang semakin hari semakin berat rasanya akibat adanya Covid19 ini,”jelasnya.
Dulu yang kita pikir paling kebutuhan sehari hari seperti beras Sekarang ini kita juga harus pikirkan uang pembeli data.
Sekedar di ketahui di Desa Bulue ada beberapa daerah yang tidak terjangkau Jaringan Sinyal yakni Datae, Gellenge,Wawogalunge,dan Poro bukan hanya itu PLN juga Belum ditambah lagi jalanan yg tidak memadai. (Tono)