MAROS, UJUNGJARI.COM — Kepala Dinas Pendidikan Maros meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai pengembangan dari Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada Anak.
Menindaklanjuti gerakan tersebut, guru harus melakukan hal-hal kreatif terkait budaya literasi. Hal ini dikatakan Kadis Pendidikan Maros Takdir saat membuka taman baca dan sudut baca di SMPN 24 Tompobulu Rabu (17/6/2020) kemarin dihadiri para pengawas sekolah, kepala SMP, kepala desa, alumni dan guru serta staf tenaga kependidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Disebutkan Takdir, salah satu cara membiasakan siswa siswi cinta membaca adalah kepala sekolah bersama guru dan tenaga kependidikan harus menciptakan pojok baca di setiap kelas.
Ketersediaan pojok baca di setiap kelas adalah kreativitas guru atau wali kelas yang ingin melihat anak-anak walinya cinta membaca.
Dipojok baca ini kata Takdir, telah disediakan buku-buku tentang pendidikan, ilmu pengetahuan lainnya serta karya siswa yang dapat menambah keunikan dan keartistikan.
” Kami yakin para guru dan wali kelas sudah bisa memahami karakter siswanya sehingga ia bisa membuat pojok baca yang bisa menarik simpatik anakanak untuk duduk dipojok baca sambil membaca buku-buku yang sudah disediakan,” ujar Takdir.
Dikatakan Takdir, gerakan cinta membaca untuk saat ini baru ada beberapa sekolah di tingkat SD dan SMP yang telah ditunjuk menerapkan cinta membaca.
” Sekolah yang kami tunjuk ini diharapkan bisa berhasil meningkatkan mutu pendidikan hingga sekolah lainnya juga berbuat demikian. Kalau semua sekolah menerapkan hal ini maka kami yakin mutu pendidikan di Maros akan meningkat,” kata Takdir dihadapan pengawas, guru dan alumni siswa SMPN 24 Tompobulu.
Takdir menambahkan, pada jenjang SD dan SMP, guru harus berupaya semaksimal mungkin agar pojok baca menjadi magnet untuk menarik siswa membaca. Makanya guru harus kreatif menciptakan pojok baca yang menarik dan artistik.
Kemudian pada pojok baca, guru wajib menugaskan siswa untuk membuatnya dengan kreasi mereka. Yang penting setiap kelas ada pojok baca yang setiap hari dimanfaatkan.
” Arahkan untuk melengkapi fasilitas baca dan suasana yang nyaman. Pojok baca dibuat bukan untuk menyaingi perpustakaan sekolah, namun justru membantu perpustakaan sekolah dalam menciptakan gemar membaca dan rutinitas membaca bagi siswa,” kata Takdir.
Diakuinya, ketersediaan pojok baca di setiap kelas dapat merangsang siswa untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya pikir yang baik karena buku-buku sudah tersedia di kelasnya masing masing. Hanya saja untuk menarik simpatik siswa memanfaatkan pojok baca maka harus dibuat semenarik mungkin, jika ini sudah terlaksana dengan baik maka siswa pasti merindukan buku.
” Agar pojok baca ini padat pengunjung maka guru membentuk tim pengerjaan pojok baca yang diawaki para siswa di kelas itu sendiri,” tambah kadis.-