ikut bergabung

Seru, Cerita Kapolres Sidrap Boyong Keluarga dan PJUnya Saat Ngetrail di Pitu Riase


Sulsel

Seru, Cerita Kapolres Sidrap Boyong Keluarga dan PJUnya Saat Ngetrail di Pitu Riase

Tujuan sama, yakni menyalurkan bantuan sosial sebagai bagian program “Kapolres Menyapa Warga Desa” ini pada tiga Desa di kecamatan di Pitu Riase.

Di tiga Desa terendam banjir pada pekan lalu itu yakni Belawae, Buntubuangin dan Dengeng- dengeng. Puluhan warga perwakilan penerima manfaat dari Kapolres masing-masing menerima paket sembako, serta penyaluran beras bantuan Polri tahap II dan HKGB (Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari).

EKSTREMNYA JALUR, JATUH BANGUN SUDAH BIASA

Ada yang nyentrik, adapula yang sudah sering beradaptasi main dengan lumpur. Mencium tanah hingga mandi lumpur sudah pasti dirasakan semua rombongan.

Imbas cuaca tidak mendukung, dan tingginya curah hujan akhir-akhir di Sidrap membuat jalur semakin menantang.

Bagi para penghobi adventure ini mereka menamakannya ‘Jalur Neraka’.

Menguras tenaga, jangan ditanya bro. Itu sudah pasti. Semua peserta tidak ada yang merasakan nikmatnya syurga jalur, tidak adapula yang di Joki (istilah ditunggangin kuda besinya,red).

Semuanya bertanggung jawab menyelesaikan indahnya tanjakan yang dikenal 99 derajat kemiringannya tersebut. Baik saat pergi, maupun pulang kembali ke titik star/finish di kantor Mako Polsek Pitu Riase.

Sungguh perjalanan yang betul-betul menguras tenaga para raider tersebut.

Tapi sebaliknya, ada sisi menarik yang patut diangkat dalam cerita penulis ini. Apa itu?!

Adalah rasa lelah selama perjalanan “Buyar” seketika, semuanya terbayar lunas saat beragam kue-kue tradisional suguhan warga Desa Lombok siap disantap.

Baca Juga :   Puncak Hari Jadi Sinjai ke-460 Tahun, Tampilkan Adat Bugis

Sambil menikmati minuman hangat suguhan penduduk setempat, canda tawa menceritakan pengalamannya satu sama lainnya saat jatuh bangun diumbar tanpa rasa malu-malu.

Maklum keakraban suasana keluargaan diantara mereka sangat kontras oleh para rider. Tidak ada istilah pejabat Kasat ataupun komandan. Semuanya satu dalam ikatan Indahnya Kebersamaan di Hutan.

Penulis yang juga ikut dalam rombongan trail Kapolres Menyapa Desa juga tak mau ketinggalan dalam berbagi cerita pengalaman.

Sesekali, candaan “Buang Handuk” sering diucapkan penulis. Maklum bukan pemula ataupun senior, tapi jalurnya yang sangat menantang membuatnya pingin sudahi perjalanan gila tersebut.

Sungguh, pengalaman nikmatnya jalur neraka Desa Lombok tembus Desa tujuan adalah tidak bisa terlupakan.

Sebab kerasnya jalur dilintasinya menjadikan para Maniac Trail Adventure ini semakin yakin untuk mencari sensasi yang lebih ekstrem lagi.

Oke, para pembaca, kita kembali dalam suasana penyambutan hangat warga lokal.

dibaca : 94

Laman: 1 2 3



Komentar Anda

Berita lainnya Sulsel

Populer Minggu ini

Arsip

To Top