MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Keinginan Pj Walikota Makassar, Yusran Jusuf dalam melakukan percepatan program dan pembenahan pasar, terus dilakukan.

Rabu (10/6) pagi, mantan dekan Kehutanan Unhas ini, melakukan kunjungan mendadak di pasar Terong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam kunjungan tersebut, Yusran didampingi Plt. Kepala dinas Pekerjaan Umum (PU) Nirman Mungkasa, dan Direktur Operasional PD Pasar, Saharuddin Ridwan.

Yusran dalam kunjungan ini, melihat langsung jalan Terong yang dipenuhi ratusan pedagang kaki lima yang selama ini menjadi sorotan akan kemacetan yang terjadi di lokasi tersebut.

Dalam arahannya, Pj Walikota memerintahkan PD Pasar agar segera melakukan penataan lods atau kios di dalam kawasan pasar Terong sehingga bisa menampung pedagang yang ada di jalan Terong.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional PD Pasar, Saharuddin Ridwan menyampaikan jika pedagang yang berada di jalan Terong berjumlah 211 pedagang.

Sementara tempat yang akan disiapkan di dalam kawasan pasar khususnya di pelataran utara dan selatan 225 petak.

“Khusus pelataran utara dan selatan kami sudah mendata jumlah ketersediaan kios pelataran yang sudah siapkan. Sehingga butuh beberapa pembenahan seperti jalanan harus di paving, lapak-lapak harus ditata rapih, toilet, pengecatan,” ungkap Sahar.

Selain pembenahan pedagang di jalan Terong, rencana juga dilakukan pembenahan lantai 1 pasar Terong untuk rencana pembenahan lods pasar untuk pedagang cakar di jalan Sawi.

● Butuh Bantuan CSR

Yusran Jusuf meminta pihak PD Pasar harus menyiapkan tempat yang nyaman dan aman bagi pedagang sebelum dipindahkan.

“Lokasi pasar Terong ini sebetulnya bagus sekali sehingga perlu pembenahan. Kita berharap perlu bantuan CSR untuk bantuan penanganan di dalam pasar jika dana APBD tidak memadai. Tapi ini kita akan maksimalkan,” ungkap Yusran.

Selama ini Pasar rakyat yang bersebelahan dengan Pasar Kalimbu ini terkenal sebagai pemasok sembilan bahan kebutuhan pokok, seperti sayur-mayur, aneka jenis ikan, telur, buah-buahan, dll yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.

Pasar yang dikelola oleh pihak ketiga ini kini sudah terlihat tidak terurus dan tertata sehingga pedagang dipasar enggan untuk masuk berjualan dan lebih memilih berjualan didepan pasar sepanjang jalan terong yang mengakibatkan kemacetan terutama dipagi hari. (**)