ikut bergabung

Senin, DPRD Gowa Hadirkan Dinkes Terkait Kualitas Rapid Test, dr Gaffar: Alat yang Dipakai Berstandar FDA dan Bersertifikat CE


Rapid test bukan alat Diagnostik, tapi sangat membantu screaning. Positif negatifnya corona hanya bisa diketahui melalui test PCR/swab.

Berita

Senin, DPRD Gowa Hadirkan Dinkes Terkait Kualitas Rapid Test, dr Gaffar: Alat yang Dipakai Berstandar FDA dan Bersertifikat CE

” Kami sangat pahami sikap para anggota dewan. Sebenarnya informasi  terkait rapid test ini kami anggap sudah clear. Kami sudah jelaskan di pressconfrece beberapa hari lalu bersama Gugus Covid DPRD Gowa terkait dasar spesifikasi rapid test dan direkomendasi oleh siapa saja baik dalam dan luar negeri,” kata dr Gaffar yang dikonfirmasi via WhatsApp.

Dikatakan dr Gaffar, pihaknya sangat menghargai setiap argumen anggota dewan yang terukur.

” Saya yakin mereka semua orang cerdas dan pasti memiliki dasar argumentasi yang terukur. Tentu kami sangat menghargai itu. Terkait kualitas alat yang dipergunakan tim Gugus Covid-19 di Gowa (alat rapid test), kami yakin sudah melalui mekanisme persyaratan yang ada, tentu dengan konsultasi ke pihak terkait dan atas rekomendasi Kementerian Kesehatan RI,” tambah dr Gaffar.

Mantan Kepala Puskesmas Pallangga ini juga mengatakan, sekadar diketahui bahwa alat yang dipakai tim Gugus Covid-19 Gowa itu sudah mendapatkan standart FDA US dan sertifikat CE (Eropa Certifikat). 

” Dan yang paling penting sudah dilakukan uji klinis seperti dipersyaratkan semua bahan dan alat medis yang akan dipakai di dunia medis. Selain itu yang kami ketahui alat ini dipakai di beberapa negara termasuk Australia, Eropa dan negara lainnya. Di Indonesia sendiri beberapa rumah sakit di kabupaten/kota, termasuk beberapa rumah sakit di DKI Jakarta serta  provinsi yang ada di Indonesia memakai alat ini. Jadi alat ini bukan saja di Gowa yang memakainya,” beber dr Gaffar.

Baca Juga :   Gong Munas Sebentar Lagi Ditabuh, Ketua PP AMPG Tak Inginkan Munas Tandingan

Terkait beberapa anggota dewan yang reaktif  menurut dr Gaffar, itu hal biasa saja.

” Semua orang punya potensi untuk reaktif termasuk saya dan teman-teman petugas, tidak perlu kita permasalahkan atau dibuat aib akhirnya jadi stigma. Stigma ini yang menjadi tantangan terbesar dalam memutus mata rantai covid-19 ini,  dan kalaupun reaktif kita lakukan protokol selanjutnya yaitu pemeriksaan PCR/Swab, isolasi mandiri dan alhamdulillah hasilnya semuanya negatif,” kata dr Gaffar.

Dia lalu memberi satu contoh bahwa sehari setelah pemeriksaan  alat rapid test yang sama di DPRD, tim Gugus Covid-9 Gowa juga melayani rapid test terhadap para ASN di Pemkab Gowa termasuk para jurnalis, beberapa relawan Tagana, Satpol PP dan beberapa petugas posko sekitar 100 orang. Dan hasilnya hanya 1 orang yang diketahui reaktif.

Begitupun beberapa posko pintu masuk (perbatasan Gowa) yang beberapa hari ini dilakukan pemeriksaan rapid test terhadap petugas jaga posko, belum ada yang reaktif.

dibaca : 73

Laman: 1 2 3



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top