SIDRAP, UJUNGJARI.COM — Raut wajah senang bercampur haru puluhan sanak family Aan Nur Pratama (12 tahun) saat menyambut rombongan klub bikers bernama Kawasaki Motor Sport (KMS) Sidrap, Sabtu malam (29/02/2020).

Ditemani Kanit Dityasa Satlantas Polres Sidrap AIPDA Suryadi, puluhan member KMS-KNI turun menyapa langsung Aan,
bocah kelas VI SD Bapangi yang selama ini jadi tulang punggung keluarga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuai janjinya, komunitas Kawasaki Motor Sport Sidrap akhirnya datang berbagi kebahagian. Sambutan hangat dan haru mewarnai kedatangan rombongan KMS yang menyerahkan bantuan uang tunai dan Sepeda Lipat.

Para keluarga Aan terharu bantuan itu sangat dibutuhkan karena selama ini Aan berangkat ke sekolah dan tempat kerjanya sebagai buruh bata hanya berjalan kaki hingga 1 kilometer jauhnya.

“Kami datang sebagai wujud solidaritas dan berbagi kebahagiaan. Mudah-mudahan ini sangat bermanfaat dan meringankan beban adek Aan Nur Pratama,”ungkap Ketua Umum KMS Bro Adhy Variasi saat menyerahkan bantuan sepeda dan uang tunai kepada Aan dan Ayah kandung Aan Bahri.

Ditempat yang sama Kanit Dikyasa AIPDA Suryadi mengapresiasi kegiatan berbagi talih asih KMS pada orang membutuhkan.

Sebagai pembina komunitas Bikers seluruh Sidrap ini, AIPDA Suryadi berharap aksi sosial yang dilakukan komunitas KMS ini bisa dicontoh komunitas lain dalam ikut berbagi juga.

“Pembinaan ini yang selalu kami harapkan, berbuat baik itu banyak cara, termasuk aksi sosial seperti ini. Bapak Kapolres dan Kasat Lantas selalu berpesan kepada komunitas Biker di Sidrap agar selalu berbuat kegiatan positif kepada masyarakat,”ungkapnya.

Sementara bapak Mulyadi mewakili keluarga Aan sangat terharu dan berterima kasih karena masih banyak dermawan peduli kepada orang-orang yang lagi kesusahan.

“Kami tak bisa membalas kebaikan kalian semua, dan hanya Allah SWT yang bisa membalas kebaikan kita. Saya berterima kasih atas nama Aan karena bantuan ini sangat dibutuhkan sekali,”ucapnya.

KELUARGA AAN MEMPRIHATINKAN

Sementara, kondisi keluarga Aan memang terbilang sangat memprihatinkan. Bayangkan, bocah kelas V SD Bapangi di lingkungan Bingkulu, Desa Bapangi, kecamatan Panca Lautang ini harus menikmati kerasnya kehidupan.

Usianya yang masih belia harus menanggung tanggungjawab besar dipundaknya. Ia harus mengurus bapaknya Bahri dan Neneknya.

Ayah Aan, sudah enam tahun mengalami kelumpuhan kaki akibat kecelakaan kerja. Sementara Ibu kandung Aan pergi entah kemana sejak peristiwa kecelakaan suaminya 6 tahun silam.

Sementara, nenek Aan menderita penyakit Ketuaan. Adapun ibu kandung bapak Aan, juga lumpuh tangan sebelah yang ikut merawatnya.

Aan selain masih sekolah, ia juga bekerja cari sesuap nasi sebagai buruh Bata yang hanya digaji Rp30 sehari. Itupun kalau cuaca cerah Aan harus mengeringkan bata tempatnya bekerja. Kalau musim hujan, ia harus menganggur.

Sedih memang, Aan harusnya bermain dengan anak seusianya, tetapi ia harus merawat Ayah, dan dua Neneknya sambil bekerja banting tulang untuk mengepulkan asap dirumahnya.

Terkadang kebutuhan makan dirumah Aan terkadang kekurangan, namun masih ada sanak family, terutama tetangga-tetangga Aan yang turut peduli.

Keluarga Aan kini tinggal dikolom rumah neneknya. Ia numpang dibawah dengan kondisi jauh dari layak huni. Boleh dikata, tempat makan dan tidur sangat miris, dinding rumah sudah banyak bolong-bolong.

Yang membuat hati terenyuh dan sesak terasa ketika melihat tempat tidur nenek Aan, jika dilihat, sangat miris, boleh dikata kayak kandang ternak.

Pihak keluarga Aan beralasan Nenek Aan yang sudah berusia Uzur yakni 90 tahun itu dikurung agar tidak selalu keluar berkeliaran tanpa pengawasan.

Begitupun kondisi tempat tidur ayah Aan, terbuat dari bambu dengan alas kasur ala kadarnya.

Sejumlah dermawan sudah berbaik hati memberikan Spring Bed. Begitupun, pakaian seragam sekolah juga sudah ada.

Pihak keluarga Aan masih terus berharap Iba pada orang-orang berlebihan reskinya untuk membantu meringankan bebannya. (Irwan)