ENREKANG, UJUNGJARI.COM — Sebagai Bupati Enrekang, Drs H Muslimin Bando,MPd sudah banyak menorehkan prestasi besar selama memimpin Kabupaten Enrekang.
Tidak main-main untuk memajukan daerah yang dipimpinnya, puluhan prestasi baik tingkat regional maupun naisonal telah diboyong atas nama masyarakat Enrekang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terbukti, sejak ia dilantik memimpin Bumi Massenrempulu 2013 lalu, ia langsung tancap gas.
Muslimin Bando langsung menggelorakan Gerakan Membangun Enrekang Maju, Aman dan Sejahtera (EMAS) kepada seluruh aparat pemerintah dan masyarakat.
GUNA mensukseskan program Gerbang Emas, Muslimin menyusun dua skenario besar. Yang pertama adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) seluruh masyarakat Enrekang.
Termasuk para aparat pemerintah.
Hasilnya, setelah memberikan izin belajar bagi para pegawai, sudah ribuan PNS yang kini menyandang titel S2.
Bahkan ada beberapa diantaranya yang meraih predikat doktor.
Selain itu, bupati yang akrab disapa MB ini terus menggenjot Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam kurun waktu kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi era Bupati-Wabup Enrekang Muslimin dan Asman menempati urutan ke II dari 24 kabupaten di Sulsel dengan capaian 72,15 Persen.
Peringkat ini lebih tinggi 0,1 sekian dari Kabupaten Luwuk Timur yang berada di peringkat satu dengan capaian 72,16 Persen.
Penentuan indeks ini berdasarkan beberapa indikator yakni, kinerja pemerintahan, diantaranya pendidikan meningkat, kesehatan meningkat dan daya beli masyarakat tinggi.
Selain itu, MB juga mampu menorehkan prestasi dengan mengantarkan daerah ini meraih 60 penghargaan selama enam tahun kepemimpinanya.
Baik tingkat nasional maupun level provinsi.
Salah satunya adalah penghargaan tertinggi bidang Lingkungan Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu, juga meraih juara satu tingkat nasional sebagai Kabupaten Sehat tahun 2015, serta juara satu Kabupaten Peduli HAM selama dua kali berturut-turut, yakni 2014 dan 2015.
Untuk tahun 2016 saja, tercatat ada 20 penghargaan yang telah diraih. Tiga diantaranya pada skala nasional.
Masing-masing juara II Pemanfaatan Pekarangan Rumah Hatinya PKK tingkat Nasional. Juara II Cipta Menu B2SA (Berimbang,Bergizi, Sehat dan Aman).
Diraih pada Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional ke-36 di Jawa Barat.
Total pengharaggan yang raih pada pride pertamnya sebanyak 55 penghrgaan.
Pada awal kepemimpinanya bersama Asman SE 2019 kemrin, keduanya meraih lima penghargaan.
Salah satunya meraih penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia kepada Pemerintah Kabupaten Enrekang Atasa Keberhasilannya menyusun dan Menyajiakan Laporan Keuangan Tahun 2018 dengan Opini WTP.
“Penghargaan ini menjadi bukti bahwa pemerintah pusat sudah mengakui apa yang dilakukan Pemkab Enrekang selama ini sudah benar,”ujar mantan guru dan loper koran ini.
Sementara pembangunan di bidang infrastruktur,MB fokus pada pembangunan jalan lingkar timur.
Mulai dari Kecamatan Maiwa dekat perbatasan Kabupaten Sidrap, hingga ke Kecamatan Baraka.
Untuk membuka akses desa-desa di sepanjang lingkar timur, disiapkan anggaran sebesar Rp180 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pada 12 kecamatan yang tersebar di Enrekang.
Bidang pendidikan juga menunjukkan peningkatan prestasi. Kinerja para guru dan pengawas sekolah pada ujian kompotensi yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Enrekang keluar sebagai juara tiga se-Sulsel.
Yang paling menggembirakan, lanjut
bupati yang pernah menjadi guru ini, sebanyak 11 sekolah di Enrekang menerima penghargaan Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup.
Mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA.
Selain itu, MB juga telah berhasil mencetak sarjana-sarjana baru dari kalangan pegawainya.
Sedikitnya kurang lebih 1.000 orang yang telah menyelesaikan kuliahnya. Baik strata satu (S1) maupun S2.
”Sejak dilantik pada bulan Oktober 2013, visi misi saya yang utama adalah memberi peluang sebesar-besarnya bagi pegawai untuk melanjutkan pendidikannya. Caranya, dengan mengubah hari kerja dari 6 hari menjadi 5 hari. Sabtu dan Minggu libur. Itu kesempatan bagi pegawai untuk menuntut ilmu,” ujar bapak empat anak ini.
Sebelumnya, bidang kesehatan selalu Bu menjadi sorotan. Itu sebagai dampak dari terjadinya kekurangan dokter. Akibatnya, banyak warga yang berobat keluar daerah.
Merespons persoalan itu, MB kemudian mendatangkan empat dokter ahli dari Unhas. Olehnya, dokter ahli tersebut digaji dengan angka yang terbilang fantastis. Rp25 juta per bulan.
Bidang pertanian juga telah menunjukkan peningkatannya. Setiap tahun, produksi petani bawang merah mencapai 6.000 ton.
Lahan pertanian yang tersebar di Kabupaten Enrekang seluas 6.000-7.000 hektare.
Omzet dari petani per satu kali panen mencapai Rp1,5 triliun. Melampaui PAD (Pendapatan Asli Daerah) Enrekang 2016 yang tidak lebih dari Rp1 triliun.
“Petani bawang kita dalam per hektarenya menghasilkan 10 ton. Sedangkan luas lahan pertanian bawang merah kita 6.000-7.000 hektare,” kata Muslimin Bando.
”Jika dikalikan dengan 6.000 ton dengan harga bawang merah sekarang Rp25 ribu, berarti uang yang masuk Enrekang melalui bawang merah mencapai Rp1,5 triliun. Lebih besar daripada PAD-nya Enrekang 2016,” tambahnya.
Atas capaian itu, menurut Muslimin, bank-bank yang ada di daerah ini memperoleh peringkat penabung terbesar.
Selain itu, Bumi Massenrempulu juga masuk tiga besar penghasil bawang merah di Indonesia. Karenanya, Enrekang bisa penentu terjadinya inflasi.
”Bukan hanya bawang. Tapi kita juga penghasil wortel, kol, kentang, cabe, kopi, lada, cengkeh dan masih banyak hasil bumi lainya,” kuncinya. (Suka)