GOWA, UJUNGJARI.COM — Aksi massal penanaman akar wangi pencegah longsor yakni vetiver, telah berlangsung serentak pukul 10.00 Wita, Senin (17/2/2020) di 71 desa pada 11 kecamatan di Kabupaten Gowa.
Fantatis, penanaman ini mengerahkan sekira 22.000 masyarakat berbagai kalangan baik masyarakat umum, pelajar, pramuka, para guru, pegawai, TNI-Polri dan pemuda.
Penanaman 180.000 bibit vetiver yang dipimpin langsung Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan bersama Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni Krg Kio, Ketua DPRD Gowa Rafiuddin Raping serta Forkopimda dan pimpinan SKPD lainnya pun cukup dinamis. Turut melakukan penanaman vetiver Ketua TP PKK Gowa Priska Paramita Adnan dan Wakil Ketua TP PKK Gowa Mussadiyah Rauf.
Pasalnya dengan semangat besar para penanam vetiver ini tak bergeming meski hujan sempat mengguyur seperti di Lingkungan Bontosunggu, Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, yang dijadikan pusat penanaman selain 71 titik wilayah tanam di Gowa.
Di Lanna, sebanyak 2.000 bibit vetiver ditanam ramai-ramai. Untuk Parangloe ini menurut Camat Parangloe Mappatangka ditanam 14 ribu batang pada tujuh wilayah (lima desa, dua kelurahan) dengan total warga yang ikut menanam sebanyak 1.500 jiwa.
” Alhamdulillah hari ini kita tanam vetiver di 11 kecamatan (9 kecamatan dataran tinggi dan dua dataran rendah) pada 71 desa/kelurahan sebagai titik tanam. Kita berharap dengan penanaman vetiver ini bisa menjadi mitigasi bencana di Kabupaten Gowa sehingga setiap masuknya musim hujan kita tidak was-was lagi akan terjadinya longsor. Selain kita berdo’a kepada Allah SWT, upaya yang kita lakukan ini Insha Allah akan menjadi baik bagi wilayah Kabupaten Gowa ke depan. Mari kita jaga alam kita, maka alam akan jaga kita,” papar Adnan sesaat sebelum melakukan penanaman vetiver bersama para pejabat Forkopimda lainnya.
Berdasarkan data penanaman di 11 kecamatan tercatat masing-masing di Kecamatan Tinggimoncong 12.850 bibit, 3.000 warga yang menananm, Tompobulu 18.000 bibit ditanam 2.000 orang, Manuju 12.000 bibit ditanam oleh 1.200 orang, Pattalassang 25.000 bibit ditanam oleh 2.500 orang, Biringbulu 25.000 bibit dengan penanam 3.000 orang.
Kecamatan Bontolempangan 16.000 bibit, dengan penanam 1.800 orang, Parangloe 14.100 bibit penanam 1.500 peserta, Tombolopao 11.000 bibit dengan penanam 1.100 orang, Bungaya 22.000 bibit ditanam pleh 2.200 orang, Bajeng Barat 10.000 bibit, ditanam oleh 1.000 orang dan Parigi 14.050 bibit ditanam oleh 743 orang.
Penanaman ini pun mendapat perhatian besar dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid). Leprid langsung memberikan pernyataan rekor bagi Pemkab Gowa atas penanaman massal ini dan dianggap oleh Leprid adalah penanaman dengan jumlah vetiver terbanyak dan peserta terbesar.
Ketua Umum Leprid, Paulus Pangka yang hadir menyerahkan piagam rekor Leprid itu kepada Bupati Gowa di lokasi penanaman di Lanna mengatakan, rekor tersebut diberikan atas inisiasi Pemkab Gowa yang melakukan penanaman massal bibit vetiver di Gowa.
“Leprid datang ke Gowa untuk memberikan penghargaan apresiasi kepada pemerintah dan juga masyarakat Kabupaten Gowa yang hari ini secara serentak di 71 desa/kelurahan di 11 kecamatan melakukan penanaman vetiver atau akar wangi sebanyak kurang lebih 180.000,” kata Paulus.
Paulus mengatakan Gowa juga merupakan kabupaten pertama di Indonesia yang melakukan penanaman vetiver secara serentak dengan melibatkan sekitar 22.000 orang berbagai kalangan.
” Ini baru pertama kali penanamannya secara massal dan akan diikuti oleh kota-kota lain di seluruh Indonesia karena ini merupakan program nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden RI, Bapak Joko Widodo beberapa bulan lalu,” kata Paulus.
Dijelaskan Paulus, 180.000 vetiver yang ditanam ini dapat menjadi pengikat tanah sehingga akan mengurangi potensi terjadinya longsor. Akar tanaman vetiver dianggap mampu menjadi pengikat di kemiringan tanah.
” Kondisi akar dari tanaman ini luar biasa karena bisa memanjang sampai ke dalam dia bukan menyamping tapi ke dalam sampai dengan lima meter dan itu kuat. Kalau ditarik pakai truk aja gak bisa dan ini tanaman sangat baik untuk ditanam di lereng-lereng karena akan mengikat tanah itu sendiri dan juga akar-akar pohon lainnya,” jelas Paulus.
Tak hanya itu, tanaman dengan berbahasa latin vetiveria zizaniodies atau chrysopogan zyzanioides ini juga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Karena akar dari vetiver ini bisa dijual untuk dibuat wangi-wangian.
” Kalau daunnya bisa untuk pakan ternak kalau akarnya dibuat wangi-wangian akasiri. Kalau di India itu tanaman sangat berharga. Karena namanya saja akar wangi, akarnya mengeluarkan aroma yang baik aroma terapi yang dipakai di tempat spa, tempat berdoa di Thailand kemudian di India, Bali dan sebagainya hampir semua tempat spa itu menggunakan vetiver ini,” jelas Paulus lagi. (sari)