GOWA, UJUNGJARI.COM — Riska Ayumi Aulia (19) dan Nabila Ahmad (22) adalah dua mahasiswi asal Kabupaten Gowa yang saat ini tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Kedokteran di Hubdei Xianning.
Kedua gadis cantik masing-masing Riska berasal dari Kampung Beru, Dusun Parang Berua, Desa Maccini Baji, Kecamatan Bajeng. Dan Nabila bermukim di Dusun Niarannang, Desa Majannang, Kecamatan Parigi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keduanya kini sudah berada di kampung halaman, Minggu (16/2/2020) pukul 04.30 Wita. Mereka berdua adalah dua diantara 238 warga Sulsel yang dipulangkan dari Cina.
Riska Ayumi diketahui sebagai mahasiswa ilmu kedokteran di Hubdei Xianning dan saat ini telah berada di rumah orangtuanya di Kecamatan Bajeng. Hal sama dengan Nabila. Mahasiswi kedokteran semester 6 ini juga kuliah di kota Xianning. Keduanya disambut hari masing-masing orangtuanya serta keluarganya.
Kota Xianning sendiri persis terletak di sebelah selatan Kota Wuhan Provinsi Hubdei Tenggara.
Camat Bajeng, Nasrun Bohari yang dihubungi Minggu malam mengatakan, kepulangan Riska sudah lama dinantikan oleh pihak keluarga di Gowa.
Pihak keluarga tak henti dilanda kecemasan, sejak virus Corona merebak awal Januari 2020 lalu. Apalagi pihak keluarga sempat kehilangan kontak dengan gadis kelahiran 13 April 2001 itu.
” Alhamdulillah sekarang sudah berada di tengah-tengah keluarganya. Riska tiba di rumah kedua orang tuanya pada pukul 04.30 Wita, Minggu (16/2/2020) pagi tadi,” kata Nasrun Bohari.
Riska meninggalkan Cina dan pulang ke tanah air sejak 14 hari lalu. Sebelum pulang ke kampung halamannya, Riska bersama ratusan WNI lainnya harus menjalani proses karantina di Natuna.
Ia harus menjalani observasi untuk memastikan kondisi kesehatannya dari virus Corona yang sangat mematikan dan mudah menular.
” Setelah menjalani proses pemeriksaan tim dokter, Riska dinyatakan sehat dan bebas dari virus Corona,” terang Nasrun.
Karena itu, Nasrun Bohari mengimbau kepada masyarakat utamanya di Desa Maccinibaji dàn Kecamatan Bàjèng, agar bisa menerima kehadiran Riska dengan baik tanpa perlu takut tertular.
Sementara Nabila sesaat tiba di rumah orangtuanya di Parigi disambut puluhan sanak keluarga. Nabila tiba pukul 05.00 Wita.
Camat Parigi Muh Guntur yang dikonfirmasi, mengaku telah menyambangi keluarga dari Nabila Ahmad dan bertemu langsung dengan mahasiswi Kedokteran kelahiran 27 Juli 1999 itu.
Camat Parigi datang bersama dengan kepala puskesmas setempat. Sesaat tiba, hujan mengguyur.
Menurut Guntur, keluarga dan masyarakat setempat bisa menerima kehadiran Nabila dengan baik. Apalagi sebelumnya, gadis tersebut juga sudah menjalani karantina di Natuna.
” Alhamdulillah Nabila dinyatakan sehat. Selain itu, Nabila bukan dari Wuhan tapi Xianning, Cina. Menurut keterangan Nabila, lokasi tinggalnya itu jauh dari Wuhan,” ungkap Guntur.
Atas kepulangan dua gadis cantik ini, kata Guntur maupun Nasrun merupakan satu kebahagiaan. Selain keduanya bisa kembali ke tanah air, keduanya juga dinyatakan sehat dari virus mematikan tersebut.
Baik Riska maupun Nabila mengaku mereka ada di Cina namun bukan menetap di Wuhan. Mereka berdua kuliah ilmu kedokteran di Hubdei Xianning, Cina.
” Saya dan Nabila, berdua kuliah di Xianning, bukan di Wuhan. Wuhan masih sangat jauh dari tempat kami. Kami bersyukur bisa kembali ke kampung di Gowa dengan kondisi sehat walafiat. Sebelum pulang kesini saya sempat dilanda batuk-batuk makanya saya dan teman-teman saya ikut di karantina di Natuna. Dan setelah kami diperiksa paripurna, kami semua sehat dari virus itu,” kata Riska. Hal senada dikatakan Nabila saat dihubungi via Camat Parigi.
Saat datang Riska didampingi pamannya, Ramlan Dg Situju yang juga adalah Kepala Dusun Parangrea, Desa Maccinibaji.
Camat Bajeng, Nasrun Bohari mengatakan, saat ini pihaknya telah meyakinkan masyarakat utamanya warga Desa Maccinibaji bahwa jenis virus yang mematikan ini, Riska sudah menjalani observasi selama 14 hari di Natuna dan dinyatakan ‘clear’ oleh Tim Kemenkes Pusat lalu mereka dipulangkan.
” Berdasarkan info beberapa hari lalu dari salah seorang staf medis di Bajeng bahwa virus Corona ini sulit menembus Indonesia oleh karena virus tersebut epideminya berkembang pada suhu sekitar 20°C. Sementara secara global Indonesia suhunya berkisar 28 – 33°C,” jelas Nasrun.
Meski Riska dinyatakan sehat, namun pihak Pemerintah Kecamatan Bajeng tetap meminta kepada keluarga dan Kades Maccinibaji Syamsuddin agar melàporkan keberadaan Riska kepada Puskesmas Pabbentengang untuk dimonitoring perkembàngannya dàn tetap berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Kesehatan Gowa. (sari)