MAKASSAR, UJUNGJARI.COM –Bendungan Bili-Bili hingga kini masih dalam posisi aman. Kondisi muka airnya masih di bawah normal. Bahkan potensi terjadinya banjir bandang dari hulu sungai seperti tahun lalu pun, kecil kemungkinan terjadi, setidaknya hingga 12 Februari mendatang.
Walaupun beberapa hari terakhir hujan telah rutin, pergerakan air dari hulu belum mempengaruhi muka air bendungan secara signifikan.
Kepala Balai Besar WIlayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Supardji mengatakan hingga Minggu (9/2) kemarin muka air di Bendungan Bili-Bili masih di angka 93,56 mdpl.
Sementara kondisi normal tinggi muka air di Bendungan Bili-Bili adalah 99,50 mdpl. Artinya kondisi saat ini masih di bawah normal.
“Saat ini kondisi tinggi muka air di Bili-Bili masih di bawah normal. Pokoknya kita pantau terus tiap jamnya. Kalau penampang sungai sudah tidak muat, kita akan sampaikan kepada masyarakat,” kata Supardji.
Supardji juga menjelaskan, tidak akan ada pembukaan pintu bendungan jikalau air di Bendungan Bili-Bili melimpah. Pintu bendungan hanya akan dibuka untuk keperluan pembangkit listrik saja, bukan karena melimpahnya air.
Jika nantinya air di bendungan benar-benar penuh, maka air akan dibirkan keluar dari atap bendungan.
“Jika air penuh atau melimpah, maka akan dibiarkan melewati bendungan. Pembukaan pintu air bukan dibuka karena air melimpah ya,” ucap Supardji.
Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Rekun Matandung menjelaskan jika tidak ada potensi hujan lebat di bagian hulu sungai Jeneberang, setidaknya hingga 12 Februari mendatang.
Hanya ada potensi hujan ringan hingga sedang. Olehnya ia mengatakan kemungkinan banjir bandang seperti tahun lalu tidak akan terjadi jika intensitas hujan terus seperti ini.
Banjir bandang dikatakannya kemungkinan bisa terjadi jika saja terjadi hujan dalam intensitas lebat terus menerus. Sementara hingga 12 Februari kemungkinan itu diperkirakan tidak ada.
“Kecil kemungkinan (banjir bandang) dalam beberapa hari kedepan. Kalau sedang hingga lebat terus menerus, kemungkinan terjadi. Kalau ringan seperti sekarang hingga beberapa hari kedepan setidaknya sampai tanggal 12, saya rasa tidak,” jelas Rekun.
Sementara untuk 12 Februari dan selanjutnya, BMKG belum bisa memprediksi secara pasti. Untuk hasil perkiraan setelah itu, akan diinformasikan selanjutnya.
Sekedar diketahui, prakiraan puncak musim hujan di Sulsel diperkirakan terjadi pada Februari hingga Maret mendatang. Hal ini sesuai perkiraan sebelumnya yang dikeluarkan oleh BMKG Wilayah IV Makassar.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel, Nimal Lahamang berharap jika hujan lebat tidak terjadi secara berhari-hari, terutama di bagian hulu Sungai Jeneberang.
Namun jika hal itu terjadi, pihaknya telah siap dengan segala antisipasi. Apalagi jika terjadi hal yang tak diinginkan, maka timnya telah siap dengan segala bantuan logistik bagi masyarakat.
“Kita juga terus menunggu laporan daei BPBD daerah. Selama ini mereka belum ada laporan. Kami selalu menyiapkan segala bantuan yang diperlukan jika terjadi hal yang tak diinginkan. Kita akan turunkan bantuan logistik. Kami siap selalu,” tegasnya. (**)