ENREKANG, UJUNGJARI.COM — Tanaman porang kini menjadi salah satu primadona dalam dunia pertaninan. Tanaman yang menghasilkan umbi-umbian ini memiliki pasar yang sangat bagus.

Saat ini, Indonesia baru memenuhi 5 persen dari kebutuhan porang dunia. Negara yang paling banyak membutuhkan hasil olahan porang adalah Austalia, Jepang dan Cina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai budidaya porang, termasuk di Sulawesi Selatan, seperti Bulukumba, Maros, Bantaeng, dan Sinjai.

Karena itu, Badan Amil Zakat (Baznas) Kabupaten Enrekang setelah melakukan Survey bersama ahli pertanian dari UMPAR berkesimpulan bahwa tanaman porang cocok di Enrekang.

“Sangat cocok porang di sini, bulan lalu saya ambil sampel tanaman porang yang tumbuh liar, itu berarti di sini cocok, iklimnya mendukung, sudah tepat Baznas memberdayakan masyarakat miskin lewat tanaman porang,” ungkap Kandidat Doktor Pertanian Unhas itu, Sahabuddin.

Berbicara masalah harga, saat ini kisaran harga porang basah di angka 6 ribu sampai 8 ribu rupiah, kalau kering bisa mencapai harga 50 ribu, ucap dosen UMPAR ini.

Untuk langkah awal, Baznas Enrekag membagikan 500 kilo bibit porang untuk 6 orang mustahik.

Pembagian diadakan di rumah Kepala Lingkungan Kulinjang, Ahmad, Kamis (2/1/2020), lalu.

“Kita awali tahun baru dengan semangat baru untuk berdayakan masyarakat kurang mampu dengan jenis tanaman baru di Enrekang,” kata Pimpinan Baznas Enrekang, Ilham Kadir.

Inilah ikhtiar kita, ingin agar para petani bisa berdaya, memiliki penghasilan yang lebih dari cukup sehingga bisa menyekolahkan anak, memiliki tempat tinggal yang layak, makanan bergizi, dan berzakat, tambah Dosen STKIP Muhammadiyah Enrekang itu.

Dengan lahan yang cukup banyak, dan selama ini hanya ditanami jagung, maka tidak mengapa jika kita coba menanam porang yang bisa saja potensi ekonominya melebihi jagung, tutupnya.

Sementara itu, Hatta, salah seorang mustahik penerima bibit porang sangat bersemangat.

“Saya sudah banyak lihat di televisi, banyak orang jadi kaya raya hanya dengan porang. Saya punya lahan, tidak dimanfaatkan dengan maksimal, hanya jadi semak-semak saja, saya mau tanam porang. Terima kasih Baznas, semoga ini bisa mengubah hidup saya,” katanya penuh optimis. (Suka)