Site icon Ujung Jari

Perusahaan Jepang Jajaki Peluang Kerja Sama Kepelabuhanan

MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Obe Machinery and Engineering Co. Ltd., sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Jepang menawarkan kerja sama dibidang peralatan kepelabuhanan dan maintenance kepada Manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero).

Hal itu diungkapkan President of Obe Machinery and Engineering Co. Ltd., Kotaro Obe, saat berkunjung ke Kantor Pusat PT Pelindo IV Makassar, Senin (27/1/2020).

Tak hanya bertemu dengan Manajemen Pelindo IV dan melihat secara langsung aktivitas pelabuhan di Terminal Petikemas Makassar (TPM) dan Makassar New Port (MNP), tetapi Kotaro Obe bersama tim juga mengunjungi beberapa lokasi di Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Bantaeng, untuk menjajaki peluang kerja sama.

Terpisah, Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang mengungkapkan bahwa tahun ini adalah tahun produksi bagi Perseroan seiring datangnya sejumlah alat yang kemudian ditempatkan di beberapa pelabuhan kelolaan.

Pihaknya juga telah menyiapkan anggaran investasi sebesar Rp5,4 triliun di tahun ini yang sebagian besar akan digunakan untuk membangun fasilitas pelabuhan, termasuk untuk melanjutkan pembangunan Makassar New Port.

Dari total investasi yang disiapkan tahun ini kata Farid, MNP menyerap jumlah paling banyak yaitu sebesar Rp1,9 triliun.

“Jumlah investasi yang disiapkan untuk MNP akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas terpasang MNP dan menjadikan mega proyek tersebut sebagai hub port bertaraf internasional, sehingga dapat meningkatkan direct call dan direct export dari Makassar,” jelasnya.

Saat ini lanjut Dirut Pelindo IV, Container Yard (CY) atau lapangan penumpukan di MNP memiliki luas 16 ha dan akan terus ditingkatkan menjadi 48 ha pada 2022 mendatang, dengan kapasitas penumpukan akan menjadi 17,5 juta TEUs dari kapasitas eksisting yaitu 500.000 TEUs per tahun.

Dengan kapasitas yang ada sekarang, salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini baru bisa melayani tiga perusahaan pelayaran domestik dan satu perusahaan pelayaran internasional yang melakukan aktivitas bongkar muat di MNP.

“Kedepan jumlah itu akan bertambah, untuk domestik menjadi 8 dan internasionalnya menjadi 2 pelayaran,” sebut Farid.

Dengan peralatan yang serba elektronik dan sudah terelektrifikasi di MNP, pihaknya menargetkan angka dwelling time di pelabuhan yang sudah menerapkan konsep Green Ecosystem ini kurang dari 2 hari.

Selain itu, pihaknya juga menargetkan pada 2022 mendatang Makassar New Port memiliki kawasan industri yang terintegrasi. Saat ini pihaknya terus menggenjot pembangunan untuk proyek multiyears ini.

“Setelah Tahap I Paket A rampung, lanjut Paket B, Paket C, Paket D dan Tahap II yang dibangun secara bersamaan,” tukasnya. (**)

Exit mobile version