GOWA, UJUNGJARI.COM — Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulsel Devo Kaddafi meminta Pemkab Gowa agar bisa mengusulkan bulutangkis jadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler dalam setiap sekolah.

Permintaan itu disampaikan langsung Devo dihadapan Sekretaris Kabupaten (sekkab) Gowa Muchlis, unsur Forkopimda Gowa dan lainnya usai melantik dan mengukuhkan pengurus cabang PBSI Gowa masa bakti 2017-2021 di GOR Sungguminasa, Jumat (25/1/2020) sore. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di hadapan jajaran pengurus PBSI Gowa yang baru dilantik dan dihadiri jajaran Pemkab Gowa, Forkopimda serta dewan penasehat dan dewan pembina PBSI Gowa, Devo menantang pengurus baru PBSI Gowa untuk lebih mengembangkan bulutangkis di Gowa.

Bahkan Devo berharap pengurus baru PBSI Gowa mampu mengembangkan perbulutangkisan dengan meningkatkan kualitas atlet mulai usia dini.

Salah satu harapan besar Devo adalah meminta sinergitas Pemerintah Kabupaten Gowa untuk dapat mengembangkan cabang olahraga badminton ini dengan menjadikannya salah satu ekstrakurikuler di sekolah.

Sejauh ini kata Devo, PBSI Sulsel telah menerapkan bulutangkis sebagai ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di Makassar.

” Kami berharap di Gowa juga begitu sehingga istilah Gowa gudang atlet bulutangkis tetap berkibar bahkan lebih meningkat sebab pembinaan usia dini kita tetap konsisten. Bulutangkis Gowa pada Porda di Pinrang lalu hanya mampu menoreh satu emas. Nah kita berharap pada Porda mendatang di Bulukumba nanti, perolehan emas bulutangkis Gowa lebih baik lagi,” jelas Devo.

Gowa adalah salah satu lumbung atlet Sulsel. Sehingga Gowa memiliki tugas berat untuk mengembangkan dan memajukan bulutangkis.

” Ini adalah tugas berat. Namun ini bukan hanya menjadi kewajiban PBSI Gowa tapi juga kewajiban PBSI Sulsel. Kita harus pastikan bahwa prestasi bulutangkis ke depan harus lebih baik. Saya titip beberapa hal kepada pengurus baru salah satunya adalah pastikan bahwa dengan kepengurusan ini pembinaan dan kompetisi harus lebih banyak dan kita harus fokus pada pembinaan usia dini, anak-anak, pemula dan remaja,” tandas Devo lagi.

Diakuinya, secara kualitas sarana dan fasilitas bulutangkis di Sulsel masih lebih kecil dibanding di Jawa. Sehingga Devo merasa tidak keberatan jika ada atlet Gowa masuk di club-club besar di Jawa seperti PB Jarum yang terkenal sebagai wadah pembinaan bulutangkis ternama di Indonesia. Bahkan dia mengaku lebih bangga jika banyak atlet asal Gowa terekrut di sana.

Sementara usulannya agar bulutangkis jadi ekstrakurikuler di sekolah,  menurut Devo, minimal anak-anak usia dini dapat mengenali olahraga bulutangkis dan diberi pengenalan latihan dasar bulutangkis. Minimal murid bisa memegang raket dan memukul bola. Jika sudah mahir maka akan sendirinya lahir rasa suka dan menjadi hoby.

Sementara itu, Sekretaris Kabupaten Gowa Muchlis mengatakan reshufle kepengurusan PBSI Gowa ini bukan untuk gagah-gagahan tapi betul-betul diharap mampu action melakukan pembinaan di usia dini. 

” Pemkab Gowa akan tetap berdedikasi mengembangkan bilutangkis dan tahun ini GOR kita akan revitalisasi sehingga akan lebih bagus lagi pembinaan atlet bulutangkis ke depan,” kata Muchlis.

Sekkab Muchlis pun merespon penuh keinginan PBSI memasukkan bulutangkis sebagai ekstrakurikuler di sekolah.

” Pemerintah memang sangat menaruh harapan besar pada PBSI Gowa untuk lebih meningkatkan tugasnya mencetak atlet bulutangkis,” kata Muchlis.

Sementara Ketum PBSI Gowa Muh Natsir Maudu mengatakan sebagai pengurus baru tentu kepercayaan yang diberikan kepada jajaran adalah sebuah amanah.

” Insha Allah apa yang menjadi harapan kita semua akan kami optimalkan ke depan. Saya tidak bisa mengimplementasikan seluruh harapan itu jika saya bekerja sendiri dan saya yakin kepengurusan kali ini dapat saya andalkan. Harapan Pengda PBSI Sulsel agar bulutangkis dapat jadi ekstrakurikuler di sekolah akan kami lakukan. Insha Allah kita bisa apalagi kita memang punya misi ke depan melakukan pembinaan usia dini,” kata Natsir. (sari)