GOWA, UJUNGJARI.COM — Gegara kesal dan emosi kepada rekan sekamarnya, seorang kakek jompo bernama IA (70) penghuni kamar di asrama IV Panti Werdha Gau Mabaji Sulsel yang terletak di Samaya, Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu diduga nekat menghabisi kakek jompo bernama Toa Tho atau akrab disapa Sangkala (79).
Perbuatan IA ini terungkap ketika berhasil dirayu dan dibujuk oleh pihak Polisi dari Satreskrim Polres Gowa tentang siapa gerangan pelaku yang menghabisi nyawa Sangkala dengan tega. Padahal awalnya Polisi mengambil keterangan IA sebagai saksi yang pertamakali melihat korban tewas tergeletak di lantai kamarnya.
Kakek Sangkala diduga tewas bersimbah darah pada Rabu (22/1/2020) sekitar pukul 21.11 Wita dan ditemukan tergeletak di lantai pada Kamis (23/1/2020) pagi oleh IA.
Kematian tragis kakek Sangkala membuat penghuni panti jompo ini bingung sebab tidak menyangka kakek Sangkala tiba-tiba tewas berdarah di dalam kamarnya.
Usai ditemukan rekan sekamar korban, IA, kemudian pegawai panti pun membersihkan tubuh korban (dimandikan) namun saat dimandikan terlihat ada beberapa luka tak wajar di tubuh kakek Sangkala.
Setelah tim Inafis Polres Gowa dan Tim Forensik Dokpol Bid Dokkes Polda Sulsel tiba dan langsung olah TKP, Polisi mulai mencium jejak pelaku. Dan yang menjadi terduga pelaku mengarah kepada IA rekan sekamar korban sendiri yang awalnya beralibi pertama menemukan mayat korban.
Tim penyidik dipimpin Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir pun lalu melakukan trik pelacakan untuk mencari jejak siapa pelaku pembunuhan kakek Sangkala tersebut.
Pucuk dicinta ulam tiba. Penyidik tak memerlukan waktu banyak untuk mengungkap pelakunya. Target Polisi pun mengarah pada kakek yang duduk di kursi roda yakni IA sendiri, rekan sekamar korban.
” Saat jazad korban dimandikan oleh pegawai panti ditemukan luka terbuka di bawah hidung, luka belakang telinga kiri, memar pada mata sebelah kiri dan memar pada leher dan belakang kepala sebelah kiri. Pihak Kepolisian telah melakukan olah TKP dengan mendatangkan Tim Inafis Polres Gowa dan Tim Forensik Dokpol Bid Dokkes Polda Sulsel,” kata Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan saat dikonfirmasi.
Usai Polisi melakukan olah TKP, lalu jazad korban dibawa ke RSU Bhayangkara untuk dioutopsi sedang IA dibawa ke mako Polres Gowa untuk pemeriksaan saksi.
Sebelumnya, Polisi yakin IA tahu banyak. IA tampak kooperatif kepada Polisi. ” Pelaku dan korban satu kamar. Setelah kami interogasi dan rayu, yang bersangkutan mengakui yang melakukan penganiayaan hingga meninggal,” kata Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Jufri Natsir.
Kerja Kepolisian untuk mencari tahu siapa pelaku yang menghabisi kakek Sangkala ternyata tidak sulit. Tidak mencapai 24 jam usai olah TKP atas kematian kakek berusia 75 tahun itu, Polisi telah dapat menemukan jejak terduga pelaku.
Dan akhirnya IA mengaku. IA mengaku, dirinya kesal dan emosi pada Sangkala. ” Kesalka karena terlalu banyak maunya dan tidak mau dibilangi,” aku IA.
” Korban dianggap rewel oleh pelaku sehingga sering membuat pelaku emosi. Dan kemarin malam, pelaku mengambil batu kali di belakang kamarnya. IA mengaku menggunakan batu dan tangannya untuk menganiaya korban, hingga tewas. Saat ditemukan, korban tergeletak di lantai. Bantal dan baju yang dikenakan korban pun berlumuran darah. Antara Sangkala dengan IA memang sudah lama sekamar di asrama panti jompo itu,” kata AKP Jufri Natsir.
Mayat korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi dan IA dibawa ke Polres Gowa untuk menjalani pemeriksaan intensif penyidik. (sari)